Mohon tunggu...
Agnes Sapta Hukkelhoven
Agnes Sapta Hukkelhoven Mohon Tunggu... Guru - Pekerja Sosial, Guru SMKS Bhakti Luhur, Orthopaedagog

Fulgevit in Conspectum Dei et Gentium

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku punya Daddy lho........

21 Maret 2022   04:01 Diperbarui: 24 Maret 2022   12:13 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen Pribadi 

Tanya mereka kepada petugas UKS saat tidak menemukan sosok si Kuncung di dalam ruang UKS.

 " Oh Candy tadi dibawa oleh Bapak Kepala Sekolah ke Klinik seberang jalan dan segera menghubungi Bundanya karena seluruh tubuhnya merah - merah dan dia tidak berhenti menggaruk-garuk tubuhnya", jawab Pak Dar sambil merapikan tempat tidur di UKS.

" Gila....hebat kali ntuh daun si gatal sampai mampu mengusir si Kuncung dalam hitungan menit....", tukas Ita dan meledak tawa mereka bertiga sambil berlalu menuju ke kelas lagi.

                            Selang 2 minggu si Kuncung tidak muncul di sekolah dan kelas menjadi sepi karena kehadiran si kuncung selalu memberikan warna khusus, dia selalu membuat lelucon - lelucon kecil yang membuat teman-temannya tergelak, para guru juga merindukan sosok gadis yang ringan tangan dan selalu siap memberikan jawaban apapun jika para siswa tidak bisa menjawab pertanyaan para guru. Hening dan sepi melanda pikiran dan hati semua orang terutama kelas VII A. Sampai penerimaan raport akhir semesterpun si kuncung tak tampak batang hidungnya, setiap kali siswa bertanya kepada para guru hanya gelengan kepala yang mereka tunjukkan tanda tidak tahu kemana gadis manis berambut panjang itu hilang lenyap seolah ditelan bumi.

                          "Hei, teman -- teman sini ", teriak Andhika si ketua kelas VII A....

para siswa serempak mengerubung Andika yang membawa sepotong kartu undangan berwarna merah.

"Ada apa Dhika, ya ada apa, ada hal yang penting kah ? Tanya mereka memberondong kepada Andika yang duduk di tengah mereka. " Ini, ada undangan dari Candy " kata Andika sambil membuka undangan berwarna merah.

"Hai Gaes....datang yuuk makan siang di resto Z di depan sekolah sebelum kita berpisah di level berikut" demikian isi undangan berwarna merah itu. "Jadi siang ini kita ke resto Z", tanya Dinda kepada Andika. "Ya siang ini kita langsung menuju resto Z", jawab Andika. " Hei, kalian bertiga, mau ikut tidak ? " tanya Andika kepada Yuni, Cila dan Ita yang dari tadi berdiri di depan pintu kelas. " Bagaimana ya....ehmm kami juga penasaran dengan kondisi si Kuncung sekarang setelah hampir 3 minggu nggak ketemu", jawab Cila. "Wokee....cuss yuuk".

                             Sesampai di resto Z ternyata teman-teman sekelasnya sudah berkumpul di sisi kanan dan tampak Ruby, Shasa mengatur tempat duduk mereka. Andika dan trio usilpun langsung mendapatkan kursi di hall resto Z. " Dhika, mana si kuncung kok gak muncul, ntar ini hanya Prank  !!",  teriak Cila memecah keseruan obrolan siswa-siswa VII A. "Tenang, jangan khawatir ", tukas Dhika sambil tersenyum manis. " Halah, mana mungkin si Kuncung berani muncul, emang dia mampu mentraktir kita semua, bundanya hanya seorang guru dan mereka sangat miskin mana mungkin....", sahut Ita. "Ya benar, gaes...kalau 10 menit lagi si kuncung tidak muncul biar aku yang traktir kalian semua " kata Yuni sambil mengibaskan rambutnya dan menebar senyuman.

                Tiba-tiba sebuah mobil mini cooper memasuki halaman resto dan sontak keriuhan terhenti melihat sosok yang keluar dari mobil itu. Mereka terbelalak karena Candy yang biasanya tampil tomboy saat ini melangkah anggun dengan dress merah dan rambut digulung seperti korea look dan disampingnya lelaki bule mengandeng bunda Candy. Bundanya menyapa ramah seluruh teman -teman Candy dan mempersilahkan duduk.

                  " Thanks so much, kalian semua mau hadir di sini. Mungkin ini pertemuan terakhir Candy dengan teman-temannya karena bulan depan kami akan harus meninggalkan tanah air untuk berkumpul bersama Daddy Candy yang stay di Reuver. Terima kasih telah menjadi teman-teman terbaik bagi putri kami, mohon maaf kalau selama ini Candy sudah menyusahkan dan menjadi hambatan bagi kalian ", kata Bunda Candy . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun