"Agnes kenapa novelnya bisa kaya gitu?" Dengan kesal.
Sudah kuduga, ia akan marah soal novelnya. Seketika badan lemas. Aku hanya diam seribu bahasa. Aku bingung harus mengatakan apa. "Maafin aku Salma, aku bener-bener ceroboh." Sambil mengulang-ulang pemohonan maaf. Â "Kamu gimana sih bisa ceroboh banget." Sangat kesal. "Maafin aku Salma." Mengulang-ulang permohonan maaf. "Terus sekarang gimana ngomong ke guru pembimbingku?" Bingung. "APAA!!? Jadi bukunya punya guru pembimbing kamu?" Terkejut. "Iya, aku lupa mau memberitahumu." Dengan perasaan bersalah.
Setelah itu kami kembali ke kelas sambil memikirkan harus bagaimana. Kami pun melewati istirahat tanpa memakan makanan apapun karena sibuk memikirkan tentang novel. Setelah bel pulang berbunyi, aku pun telah memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya tentang kejadiannya. Aku mengajak Salma yang awalnya tidak ingin karena takut.
Akhirnya kami pergi ke ruang guru dan menemui guru pembimbingnya. Lalu aku meminta maaf atas novelnya dan menjelaskan kejadian sebenarnya mengapa cover novel tersebut bisa rusak tersobek-sobek. Awalnya guru tersebut tampak sangat kesal, tetapi akhirnya guru tersebut pun memaafkan kami atas kejadian ini dan memberikan nasihat kepada kami agar tidak ceroboh dalam bertindak dan selalu menjaga barang yang dipinjam karena barang tersebut bukan milik kita dan juga tidak mengulang kejadian hal ini lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H