Kita lebih peduli pada pakaian, jeruji besi, atau gembok daripada moral dan aksi keji pelaku. Alih-alih mengecam tindakan pelaku kejahatan, kita malah menjadi masyarakat lebih memperhatikan kesalahan apa yang dilakukan korban hingga akhirnya ia mendapatkan aksi peneroran, pemerkosaan, atau pembunuhan. Dan saat para peneror, pencuri, pemerkosa, dan pembunuh mendengar masyarakat lebih sibuk mengomentari hal-hal yang demikian, saat itulah mereka merasa bahwa tindakan mereka bisa dibenarkan. Toh yang lebih disalahkan adalah perempuan yang mengenakan rok mini atau berjalan sendirian. Yang salah pemilik rumah yang tak mengunci rumahnya dengan benar.
Ini bukan berarti kita melonggarkan kewaspadaan kita, membiarkan rumah tak terkunci atau malah dengan santai mengenakan pakaian yang seksi hingga mengundang birahi. Tetapi lebih dari itu. Lebih dari mengomentari pakaian yang dikenakan atau rumah yang tak dikunci atau tak menggunakan CCTV, kita harus lebih mengecam dan mengutuk pelaku peneroran, pencurian, pemerkosaan, dan pembunuhan.
Salam
Catatan:
Tulisan yang sama dapat dibaca di blog priadi saya: http://agnesrajagukguk.blogspot.co.id/2016/05/tradisi-menyalahkan-korban.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H