Kelima, Gedung Kenongo. Gedung kenongo merupakan bangunan paling tinggi di antara bangunan lainnya di kawasan Taman Sari. Gedung Kenongo sendiri merupakan bangunan yang digunakan untuk perjauan makan untuk keluarga kerajaan.
Namun sebagian besar dari bangunan yang berada di kompleks Taman Sari ini hanya tinggal puing-puingnya saja, bahkan menurut informasi yang ada, sebagian bangunan  hanya tinggal namanya saja, karena sudah beralih wujud dan beralih fungsi.
Spot Foto Menarik dengan Biaya Murah
Seluruh rangkaian wisata tersebut dapat dinikmati hanya dengan harga murah. Untuk harga tiket masuk sendiri, pengunjung hanya perlu membayar sebesar Rp.5000 saja. Namun jika ingin menyewa pemandu wisata, pengunjung dapat membayar sebesar Rp25.000 hingga Rp30.000 pengunjung akan segera mendapatkan informasi lengkap dan mendalam mengenai objek wisata Taman Sari Yogyakarta. Untuk tarif parkir kendaraan sediri, dikenakan biaya sekitar Rp 2.000 untuk satu motor, dan Rp 5.000 untuk satu mobil. Untuk bus, dapat langsung parkir di lokasi Ngabean. Kawasan Wisata Taman Sari ini dibuka setiap hari, mulai dari jam 09.00 hingga 15.00 WIB. Tidak hanya itu, wisatawan juga akan disuguhkan dengan banyak spot foto yang sangat indah. Lokasi Taman Sari yang cukup strategis ini juga mudah untuk ditemukan. Bila kalian berada di pusat kota, kalian bisa pergi ke arah selatan menuju keraton Yogya atau alun-alun utara Yogya. Apabila sudah sampai di lokasi alun-alun utara, kalian bisa menuju ke sebelah barat alun-alun sampai bertemu perempatan pertama, setelah itu belok kiri lalu tinggal mengikuti jalan dan petunjuk arah.
Karena dibangun di tengah-tengah rumah penduduk, destinasi wisata Taman Sari ini dibuka dan digunakan untuk membantu perekonomian masyarakat sekitar kompleks Taman sari. Di sekitar kompleks Taman Sari juga membuka segala jenis kegiatan tradisional. Karena dengan adanya wisata Taman Sari, masyarakat sekitar dapat terbantu perekonomiannya dengan cara membuka jasa foto, membuka kursus membatik, menjadi tourguade, menjual batik,
Namun tidak hanya dampak postif. Destinasi wisata Taman Sari juga menimbulkan dampak negatif, contohnya seperyi rusaknya dinding, lantai, dan tangga masuk, ada juga yang melakukan aksi vadalisme di dindinding sekitar Taman Sari. Hal tersebut membuktikan bahwa pengunjung kurang dapat mengelola objek dengan baik, apalagi kalau terjadi kenaikan volume pengunjung, yang biasanya terjadi setiap libur sekolah atau libur hari raya telah tiba.
Sebenarnya untuk mengelola objek wisata tidak hanya dibertanggungjawabkan kepada pengelola objek wisata, namun para pengunjung juga diwajibkan untuk mengelola objek wisata dengan cara sederhana. Misalnya tidak melakukan vandalisme, membuang sampa pada tempatnya, dan tidak mengotori bangunan yang ada di sekitar kompleks Taman Sari.
Kondisi lingkungan kompleks juga bersih. Mungkin karena masih menjadi wilayah kerajaan, para abdi dalem dengan teratur membersihkan Taman Sari, supaya enak dipandang, dan para pengunjungpun merasa nyaman saat mengelilingi kompleks Taman Sari. Karena lingkungan yang bersih akan membuat siapa saja merasa aman dan nyaman.
Kebanyakan pengunjung Taman Sari merupakan pendatang dari luar Yogyakarta, dan para pelajar yang sedang melakukan studi tour, maupun kegiatan sekolah lainnya. Namun tidak jarang masyarakat Yogyakarta juga ada yang mengunjungi Taman Sari, walaupun hanya sekedar untuk melepas penat. Nah saat kalian ingin mengunjungi objek wisata Taman Sari, apabila kalian berangkat dari Tugu, kalian bisa melewati Malioboro, dan di sana kalian bisa melihat banyak aksesoris khas Yogyakarta yang dijual di sana. Tidak hanya itu kalian juga bisa mampir ke objek wisata lainnya seperti Benteng Vredeberg,
Kali ini saya memiliki pengalaman yang cukup menarik saat berkunjung ke Taman Sari Yogyakarta, bersama teman-temannya saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Saat itu saya mengintari Taman Sari dan menyempatkan diri untuk mengambil foto di beberapa spot foto di sana. Untuk sampai ke tempat tujuan membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit, karena pada saat itu penulis berangkat seusai pulang sekolah, dengan kondisi jalan yang cukup padat.
Saat kami sedang asik mengelilingi seluruh kawasan wisata, kami melihat spot foto walaupun sederhana yaitu berbentuk dinding, namun lukisan atau gambar yang tertera menurut kami sangat indah sehingga kami gunakan sebagai background atau latar belakang kami saat mengambil foto. Akhirnya kamipun mengambil foto secara bergantian.