Berdasarkan pengertian teori Bourdieu, dapat dilihat bahwa perkembangan kue ulang tahun dari dulu sampai sekarang ini, merupakan contoh dari habitus. Mengapa bisa demikian? Hal ini dilihat dari perspektif bagaimana perilaku sosial membentuk atau mempengaruhi perkembangan pada kue ulang tahun. Perubahan bentuk, jenis, dekorasi, dan lainnya pada kue ulang tahun di Indonesia, tentunya didorong oleh beberapa faktor,Â
misalnya akibat globalisasi (trend budaya tertentu), nilai praktis, nilai estetika, kreativitas, dan lain-lain. Faktor-faktor itu tentunya dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan interaksi sosial di masyarakat. Tidak hanya itu, budaya merayakan ulang tahun menggunakan kue ulang tahun juga termasuk dalam habitus. Berdasarkan rumus yang dikemukakan oleh  Bourdieu yaitu (Habitus x Modal) + Ranah = Praktik.Â
Jika dilihat dari fenomena perkembangan kue ulang tahun dari tahun ke tahun, dimana habitus masyarakat yaitu memperingati hari kelahiran dengan simbol kue ulang tahun sebagai tradisi turun temurun, dan modal melambangkan biaya atau material yang harus dikeluarkan agar terciptanya kue ulang tahun, dan ranah ini melambangkan lingkungan, yaitu dikalangan masyarakat modern yang saat ini tidak terbatasÂ
dan memiliki wawasan atau ide yang sangat luas, sehingga menghasilkan sebuah praktik yang bisa kita lihat yaitu berupa inovasi-inovasi baru pada kue ulang tahun.
Daftar Pustaka
Siregar, M. (2016). Teori Gado-Gado Pierre-Felix Bourdieu. Jurnal Studi Kultural, 1(2), 79-82. Diakses dari: https://media.neliti.com/media/publications/223848-teori-gado-gado-pierre-felix-bourdieu.pdf
Tiofani,K. (2021, September 01). Sejarah Kue Ulang Tahun, Bermula dari Alat Pemujaan Orang Yunani. Kompas.com. Diakses dari: https://www.kompas.com/food/read/2021/09/01/182549875/sejarah-kue-ulang-tahun-bermula-dari-alat-pemujaan-orang-yunani?page=2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H