"Maya," ucapnya membuyarkan lamunanku.
"Hm, ya mas," jawabku gugup
"Kamu melamun ya? Berarti ga lagi sibuk dong ya! buktinya masih sempat melamun. Temanin mas ke Centre Point dong," balasnya santai
"Boleh mas, it`s my pleasure. Mau ngapain kesana?"
"Besok teman mas ulang tahun, kamu bantu mas buat cari kado yang tepat ya," balasnya sembari berdiri.
Sore itu aku pergi keluar dari kafe bersamanya, untuk pertama kalinya setelah sebulan lamanya. Aku senang sekali, ada kemajuan dalam kisah ini. Aku berjalan sembari bercanda ringan bersamanya. Ingin rasanya menggandeng tangannya dan bilang "Mas Johan, I love You".Â
Namun, apalah daya, aku hanya bisa memberi umpan dan biar dia yang mengartikan perasaanku padanya dan berharap suatu saat nanti dia mengutarakan perasaannya padaku.
Meskipun ada rasa cemburu dan pengen juga dibelikan kado olehnya. Namun aku ga mau kecewain dia dengan memilihkan kado yang jelek. Aku berusaha sebaik mungkin memilihkan kado yang terbaik untuk temannya.
Aku senang, aku bahagia. Semakin hari semakin dekat dengannya dan mulai sering smsan. "I`m in love mama, i`m in love" teriakku sembari keluar dari kamar mandi setelah mandi dan penat seharian ini.
Handphoneku berdering, dari mas Johan. Ah, jantungku berdebar lagi, bodoh bukan? Masa hanya lihat namanya saja dilayar hp, hati ini sudah bisa berdebar ga karuan. Ga seperti biasanya. malam begini mas Johan mengajakku makan malam diluar setelah aku pulang dari kafenya.Â
Aku senang, apa dia mau nembak aku ya? Makanya pake acara terpisah begitu? Aku memakai dress merah simple but beautifull dengan dandanan natural dan rambut tergerai indah dan aku siap pergi. Senang bukan main rasanya malam ini.