Mohon tunggu...
Agnes Giona
Agnes Giona Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Siber Asia

psikologi, filsafat ,dan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan Manusia dalam Humanistik

1 Juli 2022   16:37 Diperbarui: 1 Juli 2022   18:14 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada awal abad 20 di Eropa dan Amerika, berkembang  dua teori psikologi yaitu Psikoanalisa dan Behavioristik, namun teori ini mendapat tentangan oleh Abraham Moslow pada tahun 1950-an. A. Moslow mencetus teori Psikologi Humanistik. Dari pemikiran Abraham Maslow (1950) yang memfokuskan pada kebutuhan psikologis tentang potensi-potensi yang dimiliki manusia. Hasil pemikirannya telah membantu guna memahami tentang motivasi dan aktualisasi diri seseorang, yang merupakan salah satu tujuan dalam pendidikan humanistik. Morris (1954) meyakini bahwa manusia dapat memikirkan tentang proses berfikirnya sendiri dan kemudian mempertanyakan dan mengoreksinya. Dia menyebutkan pula bahwa setiap manusia dapat memikirkan tentang perasaan-persaannya dan juga memiliki kesadaran akan dirinya. Dengan kesadaran dirinya, manusia dapat berusaha menjadi lebih baik. Teori ini juga mengkaji manusia dari diri pribadinya, aktualisasi, kreativitas, potensi, individualitas, ego, dan keinginan. 

Maslow menyatakan bahwa manusia bertingkah laku untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya hierarkis. Adanya rasa takut pada diri masing-masing individu sekaligus juga adanya dorongan untuk menjadi lebih maju dan memaksimalkan potensinya, percaya diri menghadapi dunia luar dan juga bisa menerima dirinya sendiri. Psikologi humanistik adalah ilmu yang menganggap semua manusia pada dasarnya baik. Ini adalah cabang psikologi yang membela bahwa nilai-nilai etika, moral dan niat baik mendorong perilaku manusia dan bahwa, di samping itu, pengalaman sosial atau konflik psikologis disebabkan oleh serangkaian penyimpangan yang dihasilkan oleh kecenderungan alami. dan juga berupaya mendukung keyakinan bahwa manusia itu unik dan karena itu, mereka harus diperlakukan dengan hormat oleh para psikolog dan psikiater yang merawat mereka. Itu juga dikenal dengan nama humanisme dan memandang individu secara keseluruhan mengamati naluri dan perilaku mereka. Beberapa psikolog humanistik melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi lebih baik dan juga belajar teori humanisme berfokus pada sikap dari  kondisi  manusia  yang  mencakup  kesanggupan  untuk  menyadari  diri, bebas  memilih  untuk  menentukan  nasib sendiri, kebebasan  dan  bertanggung  jawab,  kecemasan sebagai suatu dasar pencarian.

Teori Humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Teori Humanistik meliputi:

Abraham Maslow (1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan.

Kebutuhan tersebut adalah:

- Kebutuhan fisik/biologis

- Kebutuhan akan rasa aman

- Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta

- Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri

- Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri

- Kebutuhan estetik

Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan "deficiency".

Hasil pemikiran dari psikologi humanistik banyak dimanfaatkan untuk kepentingan konseling dan terapi, salah satunya yang sangat populer adalah dari Carl Rogers dengan client-centered therapy, yang memfokuskan pada kapasitas klien untuk dapat mengarahkan diri dan memahami perkembangan dirinya, serta menekankan pentingnya sikap tulus, saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu mengatasi masalah kehidupannya. Rogers menyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas konselor hanya membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik asesmen dan pendapat para konselor bukanlah hal yang penting dalam melakukan treatment atau pemberian bantuan kepada klien. 

Terdapat beberapa ahli psikologi yang telah memberikan sumbangan pemikirannya terhadap perkembangan psikologi humanistik. Sumbangan Snyggs dan Combs (1949) dari kelompok fenomenologi yang mengkaji tentang persepsi. Dia percaya bahwa seseorang akan berperilaku sejalan dengan apa yang dipersepsinya. Menurutnya, bahwa realitas bukanlah sesuatu yang yang melekat dari kejadian itu sendiri, melainkan dari persepsinya terhadap suatu kejadian. Selain memberikan sumbangannya terhadap konseling dan terapi, psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic education). Pendidikan humanistik berusaha mengembangkan individu secara keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional, sosial, mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam model pendidikan humanistik ini. Hingga masa sekarang ini, psikoterapi atau terapi wicara yang berdasar pada konsep psikoanalisis Freud merupakan jenis terapi yang sangat umum, bahkan di negara-negara yang sudah maju dunia kesehatan jiwanya, terapi jenis ini kadang-kadang memiliki klinik khusus dengan ditangani oleh ahli- ahli yang khusus pula. 

Terapi dalam ranah Psikologi Humanistik tidak bertujuan untuk mengobati penyakit namun hanya membantu orang yang diterapinya agar mengembangkan konsep diri yang lebih kuat dan lebih mendekati kondisi yang diinginkannya, seperti halnya meraih pemahaman yang mendalam tentang perasaan mereka sendiri, agar menjadi tahu hal-hal penting apa yang seharusnya dilakukan dalam kehidupan mereka.

Terapi dalam ranah aliran psikologi ini memfokuskan pada kekuatan yang ada dalam diri seseorang dan menawarkan sesi konseling yang menjaga orisinalitas (genuineness) konsep diri, empatik (compassionate), tidak menghakimi sesuatu sebagai benar atau salah (non-judgemental). dan memperlakukan secara baik dan tanpa syarat (unconditional positive regard).

Referensi:

Anta S. Mengenal Psikologi Humanistik.

Drs. H. Hamim R, M.Si. Psikologi Kepribadian

Penulis:

Putri Agnes Virgiona

Mahasiswa Universitas Siber Asia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun