Tribes In NTT And Interesting Facts About It
)
Daur hidup wanita dalam masyarakat TTU sebenarnya tidak ada bedanya dengan kebiasaan acara peralihan hidup yang dilakukan orang pada umumnya. Â Siklus daur hidup wanita adalah melewati Kehamilan dan Kelahiran, tumbuh besar kemudian ada Kematian. Bagaimana dengan daur hidup wanita TTU? Â Semua penjelaskan ini merujuk pada bagaimana proses daur hidup wanita TTU (Depdikbut Kab. TTS. "Peranan Wanita dalam Kebudayaan TTS", Tim Penulis , 1989)
1. Kehamilan dan Kelahiran
Proses kelahiran zaman dahulu tidak menggunakan dokter, mereka menggunakan dukun bersalin (Amama Fenu), yang biasanya merupakan ibu yang sudah berusia 50-an tahun. Amama Fenu akan bertanggungjawab terhadap keselamatan ibu dan anak. Perlu digaris bawahi bahwa hal ini berlaku pada wanita yang resmi dinikahkan dan wanita yang hamil diluar nikah. Syarat bagi yang hamil diluar nikah adalah laki-laki yang menghamili harus membayar Fani KiutHau Besi Lal Uki (sejenis denda) barulah dia akan dibantu oleh dukun bersalin/Amama Fenu.Â
Ternyata ada pantangan ketika hamil bagi wanita TTU yakni tidak boleh menertawakan orang cacat,makan pisang kembar,tidak diperbeolehkan keluar pada malam hari, karena jika melanggar bayi dalam kandungan akan mengalami kelainan. Â Setiap suku memiliki aturannya masing-masing, apalagi berhubungan dengan apa yang dikonsumsi, contohnya suku Funan tidak diperbolehkan makan anjing, Suku Fallo dan Metkono tidak boleh memakan musang, Suku Silab Ikan, Suku Falioni Babi dan masih banyak lagi.
Proses kelahiran yang telah dibantu oleh Amama Fenu,akan ada pemotongan tali pusar, dan tali pusar tersebut akan dimasukan dan dibungkus pada tas jinjing (tempat sirih/kakaluk), dan digantungkan pada pohon kusambi (Usaip Usaf). Anak yang telah lahir akan dibawa oleh neneknya dan adik dari ibunya dan diperkenalkan pada anggota keluarga. Wanita yang melahirkan tidak diperkenankan meninggalkan tempat tidur/ dilarang keluar sampai waku yang ditentukan istilah lainya Tasaef. Ketika anak kurang dari satu tahun, rambut pertama akan dicukur dan diletakan du Ulim Le'u (rumah berhala/adat) sebagai tanda ucapan terimakasih dan tanda hormat kepada Tuahn (uis neon)
2. Tumbuh Dewasa
Inisiasi menjadi orang dewasa didahului oleh penglihatan tanda-tanda fisik oleh orangtua kandung. Tanda berupa tanda biologis (bukan psikologis). Jika memang sudah dinyatakan dewasa anak tersebut dapat menindik telinganya, menggunting rambutnya sedikit pada bagian depan, merubah ikatan kain/sarung/selimut yang paling penting adalah pasha gigi. Tujuannya adalah sebagai perlindungan dan motif kesuburan dan keindahan tubuh. Itu khusus untuk wanita. Jika pria aka nada namanya sunat (Helit).
3. Kematian
Kematian menurut orang atoni ialah berpindah kealam lain, dan yang berperan disini adalah saudara dari mama (Atoni amaf) yang berhak menentukan waktu penguburan, lamanya kenduri, tata cara pengumpulan sumbangan menurut adat setempat. Atoni amaf menyampaikan berita kepada semua warga masyarakat, mengatur subat (acara penguburan) seperti membaringkanya harus mengarah ke gunung Faut Kanaf (gunung arwah leluhur)
Kemudian 4 malam pertama akan ada penyembelihan hewan, dan setelah 40 hari kematian disebut Bai Bo Ha atau bagi orang Kristen seperti penancapan salib dikuburan. Kenduri biasanya dilakukan selepas panen supaya mereka mengadakan ucapan syukur dengan mengundang banyak orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H