Masyarakat malaka dahulu hidup berdampingan dan bekerja keras dalam setiap apapun yang dikerjakan. Bertani/berkebun sudah menjadi pekerjaan masyarakat mengisi keseharian mereka, dan kegiatan hiburan mayarakat malaka menjadi penyemangat bagi mereka ketika lelah bekerja. Seperti yang kita tahu bahwa fungsi musik tradisional adalah sebagai hiburan dan sebagai pengiring tarian. Bereca atau viol/violin merupakan salah satu dari beberapa alat musik yang ada di malaka.
Secara organology bereca mirip seperti biola, menurut masyarakat zaman dahulu karena malaka dijajah oleh belanda, sehingga banyak pengaruh dari belanda yang akhirnya mempengaruhi kesenian di malaka, salah satunya  pada alat musik bereca. Bereca yang masih  sampai sekarang sudah hampir berusia 100 tahun, dan yang memainkannya sekarang merupakan generasi kedua.Â
Bereca sendiri terbuat dari kayu "dik" (ai dik), bahan baku membuat bereca sangat baik terbukti dari ketahanannya sampai sekarang, namun kayu "dik" sudah jarang ditemui, sehingga ini menjadi salah satu alasan bereca tidak banyak di produksi atau di buat lagi. Bereca memiliki 4 senar, tunningnya itu sudah paten disesuaikan dengan si pembuatnya dan bow(penggesek) dahulu menggunakan ekor kuda namun karena sudah tidak ada kuda lagi sehingga diganti menjadi senar.
Nyanyian Elele menjadi salah satu nyanyian yang diiringi oleh alat musik bereca dan masih banyak lagi kesenian malaka yang melibatkan bereca sebagai musik pengiring. Bereca juga biasanya digabungkan dengan musik gong, alat musik raraun, dan masih banyak lagi. Bereca menjadi biolanya masyarakat malaka dan menunjukan ciri khasnya sendiri. Keunikan ini harusnya menjadi daya tarik untuk diketahui,dipelajari dan dikembangkan lagi tidak saja bagi masyarakat malaka secara khusus tetapi orang yang ingin belajar tentang bereca lebih mendalam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H