Mohon tunggu...
Agnes Emalisa
Agnes Emalisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengajar

Still learning about the social culture of society in relation to the art of music.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Budaya Lokal akan Berkembang Kalau Ada Kompetensi bukan Kompetisi

26 Juli 2022   12:40 Diperbarui: 26 Juli 2022   12:42 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. PPT Pak Handoyo

Institut Seni Indonesia (ISI)  Yogyakarta dalam rangka Dies Natalis Ke-38 menyelenggarakan webinar online dengan tema "Keunggulan Seni dalam Pemulihan Kehidupan" (Senin, 25/07/2022). Keynote speaker dalam webinar adalah Bapak H. Erick Thohir, BA.,MBA yang merupakan Menteri BUMN dan tiga (3) pembicara yakni Handoyo Hendrayono,  Dr. Suastiwi, M.Des dan Ayu Utami. 

"Lokal Lebih Vokal" merupakan tema menarik yang dibahas oleh Pak Handoyo selaku pembicara pertama.  Pak handoyo tidak saja berbicara mengenai marketplace yang berhubungan dengan bidangnya,  tetapi mengaitkannya dengan setiap unsur seni.Setiap orang akan menunjukan diri melalui seni entah itu fashion, musik, tari, brand, dll dan pada hakikatnya setiap seni lahir dari kebudayaan dan kebudayaan yang ditunjukan akan menjadi ikon (public space) yang bisa dinikmati oleh siapa saja. Effect yang dihasilkan berjangka waktu panjang dan ada impact yang besar.

Handoyo menjelaskan bahwa,  seni lokal seharusnya menjadi tools yang efektif untuk setiap seniman menjadi berkembang.  Seniman lokal harus memiliki stamina. Stamina disini dapat diartian tidak saja memiliki tenaga atau kekuatan tetapi pengalaman dan pengetahuan dengan cara "harus belajar dari orang lain".  

Contohnya seperti budaya Korea dengan kpopnya dan budaya barat dengan hollywoodnya. Ruang publik bagi musik, tari,  teater,  dll harusnya bisa disatukan dalam kebudayaan. 

Lebih baik mengangkat kepala karena berhasil menghidupkan dan mengembangkan kompetensi kesenian lokal dengan melihat budaya lain sebagai tolak ukur untuk pengembangan budaya lokal . Kebudayaan lokal kita akan berkembang kalau adanya kompetensi bukan kompetisi. 

Kesimpulan dari semua pembahasan materi, saya mengutip dari slide PPT Pak Handoyo: 

"Ubah gelora kompetisi dengan gelora kompetensi,  karena kompetensi penting di era kolaborasi lebih baik fokus pada apa yang kita peduli,geluti dan sukai. Lupakan kompetisi karena ia hanya mengurangi kekuatan untuk "connecting the dots". Berpikir bakat berkolaborasi dengan siapa lebih penting dibanding bakal berkompetisi dengan siapa,  energi kita akan terbuang sia-sia".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun