Koneksi Antar Materi - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional-Koneksi Antar Materi - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional.
Pilihan menjadi seorang guru merupakan salah satu impian yang pernah saya cita-citakan sejak kecil. Keberhasilan seorang guru dalam menghasilkan orang-orang sukses dengan bimbingan, didikan dan tuntunan yang mereka berikan menjadikan sumber inspirasi bagi saya, hingga pada akhirnya saya menginginkan menjadi seorang guru.
Menjadi seorang guru tidak hanya sebatas memberikan pengajaran atau mentransfer ilmu yang dimiliki kepada peserta didik, lebih dari itu menjadi guru haru mampu mendidik karakter generasi bangsa. Meskipun perkembangan teknologi terus semakin maju terutama di bidang pendidikan, namun seorang pendidik tidaklah bisa digantikan dengan teknologi sebab pendidik adalah manusia yang mengemban tugas sebagai pengajar, memberikan arahan, mengkonfirmasikan kebenaran dan memberikan evaluasi untuk peserta didik.
 Perjalanan pendidikan nasional memang sangat Panjang dan memiliki banyak sekali tantangan terutama pada masa penjajahan yang sulit untuk mendapatkan akses pendidikan. Transformasi pendidikan terjadi pada masa pemerintah Belanda, saat itu tokoh-tokoh perjuangan pendidikan berusaha untuk mendorong  perkembangan pendidikan. Dampak positif dari pendidikan yang diberikan Belanda adalah terbentuknya Lembaga pendidikan di Indonesia yangdibangun oleh tokoh-tokoh pendidikan.Tokoh-tokoh tersebut antara lain adalah: (1) Bung Tomo yang mendirikan Kweek School, (2) KH Ahmad Dahlan yang mendirikan pendidikan Muhammadiyah, (3) Trikoro Dharmo yang mendirikan perkumpulan pemuda, (4) RA kartini yang meperjuangkan hak perempuan, serta (5) Ki Hadjar Dewantara yang mendirikan Taman siswa.
Keadaan pendidikan yang belum merata untuk semua lapisan masyarakat menimbulkan inisiatif dari para elit untuk mendirikan perkumpulan dan sekolah-sekolah yang merupakan tonggak lahirnya pergerakan nasional. Para elit ini mendirikan berbagai sekolah umum dan kejuruan yang meniru metode dan sistem pengajaran barat dengan landasan cita-cita nasional. Dari mulai lahirnya organisasi budi utomo yang menekankan pada kemajuan bidang pendidikan. Organisasi ini menganggap bahwa pendidikan merupakan alat penting untuk memajukan bangsa. Diikuti dengan berdirinya sekolah kartini yang menjadi tonggak muncul nya emansipasi wanita dan kesetaraan wanita di dalam pendidikan, hingga lahir nya sekolah taman siswa yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara.
Salah satu tokoh yang berperan dalam perubahan pendidikan Indonesia yang dijuluki sebagai bapak pendidikan Nasional ialah Ki Hajar Dewantara. Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan "sifat" dan "bentuk" lingkungan dimana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan "isi" dan "irama".
Ki Hajar Dewantara mendirikan perguruan Taman Siswa untuk memberikan kesempatan dan hak pendidikan yang sama bagi para pribumi yang tidak didapatkan seperti priyayi atau orang-orang belanda. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan dan pengajaran adalah proses memanusiakan manusia sehingga harus memerdekakan manusia dalam segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani, dan rohani. Ki Hajar dewantara juga memberikan nasehat agar mendidik anak-anak bangsa dengan cara yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam merupakan isi dan bentuk kondisi lingkungan sedangkan kodrat zaman adalah pendidikan dan pengajaran yang diberikan sesuai dengan era zaman nya agar anak-anak dapat mengikuti perkembangan zaman.
Pendidikan di Indonesia setelah kemerdekaan. Setelah kemerdekaan Indonesia, Indonesia membentuk Panitia Penyelidik Pengajaran Republik Indonesia yang beranggotakan 52 orang. Â Panitia ini bertugas untuk meninjau masalah pendidikan dan pengajaran kanak-kanak dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruantinggi. Selain itu, hal lain yang juga menjadi perhatian panitia ini adalah terkait rencana pelajaran, organisasi pemeliharaan isi pendidikan dan pengajaran.
Setelah kemerdekaan pada tahun 1945, pemerintah Indonesia memprioritaskan pendidikan sebagai alat untuk membangun bangsa. Pendidikan nasional diperluas dengan mendirikan sekolah-sekolah dan universitas, dan memperkenalkan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Meskipun ada banyak aspek negatif dari pendidikan kolonial, pengaruhnya membentuk fondasi untuk pembentukan sistem pendidikan nasional Indonesia yang lebih inklusif dan modern setelah kemerdekaan. Pada masa kemerdekaan, pendidikan nasional Indonesia mengalami banyak perubahan. Salah satu perubahan yang paling penting adalah adanya wajib belajar 7 tahun. Wajib belajar 7 tahun ini diberlakukan untuk anak-anak usia 7-14 tahun.Â
Saat ini, pendidikan nasional Indonesia masih terus mengalami perkembangan. Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, baik dari segi pemerataan akses pendidikan, kualitas pendidikan, maupun relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat.
Refleksi DiriÂ