Mohon tunggu...
Thomas Krispianus Swalar
Thomas Krispianus Swalar Mohon Tunggu... Guru - Guru

Thomas Krispianus Swalar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pandemi, antara Perjuangan dan harapan

9 Juli 2021   16:41 Diperbarui: 9 Juli 2021   16:53 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia goncang dengan kehadiran virus yang sangat berbahaya ini.

Semua negara tak terkecuali dilanda Pandemi covid 19.

Semua aspek kehidupan lumpu total karena pengaruh penyebaran virus mematikan ini.

Penduduk bumi ini, tersentak dengan wabah yang sangat menakutkan,yang mewabah dunia.

Tentunya aspek pendidikan tidak lepas dari kemelut yang terjadi akibat Pandemi covid 19 ini.

Lembaga pendidikan harus bertindak cepat guna mencari jalan keluar yang tentunya bermanfaat bagi peserta didik dan orang tua.

Walau berat terasa tetapi ini harus dilakukan untuk terhindar dari virus Corona.

Belajar dari rumah.

Tentu hal ini sangat terasa berat bagi orang tua, tatkala peserta didik diharuskan memiliki handphone Android untuk memperlancar proses pembelajaran.

Dua tahun sudah Pandemi covid 19 ini belum menunjukkan akan berakhir.

Malahan diakhir Juni tahun ini, peningkatan jumlah yang tertular virus Corona semakin tinggi.

Di saat dunia pendidikan akan memasuki tahun pelajaran yang baru 2021/2022, virus Corona seakan menjadi penghalang untuk bertatap muka.

Kita tentunya harus berpikir untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi ke depannya.

Lembaga pendidikan tidak boleh memaksakan diri untuk melaksanakan tatap muka.

Sebuah situasi yang cukup membuat kita harus berpikir keras.

Jalan yang bisa ditempuh adalah melaksanakan pembelajaran dari rumah kembali.

Ini suatu keharusan dan mau atau tidak harus dilaksanakan.

Siap atau tidak, hanya satu kata harus.

Kita harus taat kepada atasan yang sudah di sampaikan oleh pemerintah.

Untuk tidak melakukan segala sesuatu yang melibatkan banyak orang, apalagi menyangkut lembaga pendidikan yaitu peserta didik.

Kalau kita paksakan untuk melakukan tatap muka,akan berakibat pada penularan virus Corona pada peserta didik,lalu siapa yang mesti disalahkan.

Pemerintah,lembaga pendidikan,orang tua dan pemerhati pendidikan harus bergandengan tangan bekerja dengan  ketulusan hati demi anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa Indonesia.

Mari kita bekerja bersama.

Mewujudkan cita-cita anak anak kita ini ke arah yang lebih baik meskipun kita terhalang oleh Pandemi.

Saatnya kita pikirkan yang terbaik untuk generasi penerus bangsa ini.

Loang, 9 Juli 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun