Mohon tunggu...
Ayu Sri
Ayu Sri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ketekaitan Ideologi, Lingkungan, dan Sudut Pandang

27 September 2017   22:35 Diperbarui: 27 September 2017   22:44 2813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ideologi, Lingkungan, dan Sudut Pandang

         Suatu Perusahaan harus mengkomunikasikan hal yang dilakukan terkait dengan isu berkelanjutan dan isu lingkungan dari hasil analisis yang dilakukan. Sebelum memahami lebih lanjut, kata Ideologi  berasal dari Bahasa Inggris yaitu "Idea" yang berarti gagasan atau pemikiran. Hal ini selanjutnya digunakan oleh perusahaan untuk mencoba mengungkapkan dan menganalisis persoalan mengenai lingkungan secara lebih luas dan lebih mendalam. Dari hasil yang telah dibaca dapat disimpulkan terdapat 3 analisis yaitu analisis perusahaan mengenai tanggung jawab moral, objektivitas empiris, dan penilaian estetik.

            Dalam penulisan ini akan membahas mengenai wacana, analisis wacana, filosofi lingkungan, laporan mengenai isu lingkungan, dan laporan mengenai pembangunan berkelanjutan. Sekarang ini, Nilai alam dan ekologi menjadi perhatian yang tidak kontroversial. Sebagai hasil analisis ideologi  environmentalisme telah menjadi ideologi dominan yang ditemukan di berbagai lapisan masyarakat. Untuk mempertimbangkan kemungkinan dunia yang terus berubah, kita dapat memeriksa pengungkapan dan pandangan dunia yang mendasarinya dalam memahami perubahan tersebut. 

Dari hasil pelaporan yang disampaikan oleh perusahaan sebagai hasil analisis, kita tidak hanya melihat dan mengontrol hubungan perusahaan dengan alam dan masyarakat. Akan tetapi, kita dapat melihat mengenai filosofi tentang alam. Bagian pertama, secara singkat menguraikan   secara umum mengenai pertumbuhan ideologi environmentalisme dan perkembangannya yang telah            menyerap perhatian dan menjadi wacana umum dan ideologi yang dominan di berbagai lapisan masyarakat dunia.

Berbicara mengenai Lingkungan

fase pertama sebagai fase adanya ketidakcocokan ekologi dan ekonomi mencirikan terjadinya masalah lingkungan.

Tahap kedua terjadi ketika pendekatan peraturan mendominasi tindakan lingkungan dan ceramah. Mencoba mengidentifikasikan praktek dan pelaporan. Disimpulkan dapat dibagi menjadi 2 yaitu extreme anthropocentric dan ecocentric.

Anthropocentric adalah mendahulukan kepentingan manusia di atas kepentingan apapun. Dalam hal ini alam mencoba dieksploitasi hanya demi memenuhi kesejahteraan manusia.  Ecocentric yaitu mendahulukan kepentingan alam di atas kepentingan apapun. Ecocentric ini lebih mengedepankan cara membuat harmoni alam.

Dari hal ini kita dapat mengidentifikasi ideologi lingkungan dan praktik lingkungan dari masing-masing presiden. Berbeda kepala negara berbeda pula ideologi dan praktek ideologinya. Salah satu contoh untuk dapat kita mengamati ideologi yang dibawa oleh kepala negara, dapat dilihat  praktik pembangunannya. Apakah praktik itu mengutamakan kepentingan kapital atau kepentingan lingkungan. Dapat pula ideologi yang dibawa adalah pertengahan dari mengutamakan alam dan mengutamakan kepentingan manusia.

Komunikasi Organisasi dan Ceramah

   Dalam hal ini, mencoba untuk mengevaluasi komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara analisis isi karena dapat dianalisis kotribusi dan wacana publik. Perusahaan perlu belajar pemilihan bahasa dan terminologi. Hal ini penting bagi perusahaan untuk mendapatkan citra sebagai perusahaan hijau di masyarakat. Proses mendaptkan ruang agar diakui masyarakat ini penting agar masyarakat dan publik peduli dengan agenda-agenda yang ditawarkan oleh perusahaan sehingga, menimbulkan nama perusahaan menjadi agenda publik dan dikenal sebagai perusahaan hijau. Perusahaan berlomba-lomba untuk mendapatkan citra hijau dan perubahan sifat muncullah berbagai wacana yang berbicara mengenai pembangunan yang berkalnjutan.

Laporan Seleksi, perangkat framming, dan prosedur analisa wacana

Mencoba menganalisis laporan dengan ini mampu memeriksa mengenai peranan sebagai praktek media dan interaksi sosial. Pendekatan ini relatif peka tehadap penggunaan bahasa dalam konteks. Dari analisis yang dilakukan dapat diidentifikasi pola interaksi, tanggungjawab moral, objektivitas empiris, dan penilaian estetik. 

Perangkat framming adalah kombinasi dari berbagai cara dan penekanan yang berbeda sehingga muncul citra atau gambaran perusahaan sesuai yang diinginkan. Contoh: mampu dipandang sebagai perusahaan yang hijau. Tradisi utilarian mendominasi pengungkapan tetapi tidak memperhatikan moralitas dalam pelaporan. Sebaliknya, moralitas disimpulkan dari pembahasan peraturan, bersifat sukarela, dan penggunaan istilah seperti tanggungjawab dan komitmen.

Contoh deskripsi laporan Norada sepert laporan pada tahun 2000 melaporkan perusahaan ini adalah perusahaan dengan menggunakan konsep pembangunan berkelanjutan meskipun sudah dibahas pada tahun 1990 an. Hal ini menunjukkan pergeseran fokus nyata dari lingkungan dan kesehatan meluas ke masalah sosial dan tanggungjawab sosial.

Perangkat framming tanggungjwab sosial seperti Dalam pelaporan berdiskusi mengenai peraturan. Pendekatannya untuk membahas peraturan yang jauh beragam seperti referensi untuk mendapatkan metodologi yang disetujui oleh pemerintah dan meminta pemerintah untuk membentuk tim dalam menangani isu tertentu. Partisipasi peusahaan digunakan untuk mencegah peraturan atau untuk membantu pengembangan peraturan lebih lanjut.

Laporan Norada berusaha menggunakan konsep lingkungan secara konsisten dan memperhatikan kapitalis yang bijaksana dan sikap ekologis sosial. Norada menggunakan istilah pembangunan berkelanjutan dan ini mendukung komentar yang membuat semua orang menyetujui konsep ini dan menjadi konsep yang dominan. Hal ini tidak terlepas dari sikap retoris yang menegaskan wacana lingkungan ini sangat penting bagi masyarakat.

Berbagai kepentingan telah bersaing untuk mendaptkan kekuasaan dalam wacana ini. Ke depannya, akan munculnya persaingan politik untuk mendapatkan citra hijau. Namun kita diajak untuk tidak hanya berfikir mengenai konsep atau sebatas pembicaraan. Akan tetapi, mulai berfikir untuk suatu tindakan.

Mendiskusikan konsep pembangunan berkelanjutan jika mencoba melibatkan berbagai kelompok untuk mendiskusikan dapat membawa perubahan ke arah positif. Untuk terlaksananya tanggungjawab perubaan dalam bidang perjuangan politik akan disebut bijaksana jika melakukan tindakan untuk melakukan perubahan.

Dalam membangun konsep baru yaitu pembangunan yang berkelanjutan dibutuhkan demokrasi yang kuat, masyarakat yang partisipatif dan reflektif. Apabila yang difikirkan hanya kapitalisme dan sejenisnya tidak akan tercapai pembangunan yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun