Desa Glagah merupakan sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Desa Glagah memiliki luas 3.9 km2 dan terdiri dari 3 dusun yaitu dusun Jambean, dusun Kampungbaru, dan dusun Krajan, serta dengan batas desa Glagah yaitu; bagian utara berbatasan dengan desa Kemiren, bagian timur berbatasan dengan Desa Olehsari, bagian selatan berbatasan dengan Desa Paspan, dan bagian barat berbatasan dengan Desa Kenjo. Jalan desa Glagah merupakan jalan yang dilewati ketika pengunjung Ijen yang datang dari daerah sekitar kota Banyuwangi akan naik gunung, karena desa ini memiliki udara yang asri dan sejuk sehingga banyak pengunjung yang akan mampir ke desa ini untuk singgah atau ngopi sembari melihat pemandangan, maka dari itu banyak orang menyebutnya sebagai desa “jujugan”. Umumnya masyarakat di desa Glagah berprofesi sebagai petani dilihat dari begitu banyak dan luasnya sawah yang terdapat di daerah tersebut. Namun tidak sedikit juga yang memiliki profesi seperti pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Ketika akan melakukan survey, penulis meminta data UMKM yang terdapat di desa Glagah dan melalui data tersebut dapat dilihat bahwa terdapat kurang lebih 170 UMKM yang bergerak di bidang yang berbeda. Namun munculnya Pandemi Covid-19 membuat UMKM tersebut mengalami penjualan yang menurun, salah satunya UMKM Kerajinan Rotan milik Bapak Kusniyo Hadi. Beliau berprofesi sebagai pengrajin rotan sejak tahun 2006, sudah banyak bentuk produk kerajinan yang sudah belau garap, namun beliau lebih fokus pada kerajinan rotan berbentuk lampu hias yang digantung. Biasanya dalam sekali orderan beliau mendapat pesanan dari restoran atau cafe dan tempat wisata yang berjumlah selalu lebih dari 10 pcs. Karena tempat tersebut banyak yang harus ditutup sementara, hal ini memiliki dampak yang buruk bagi omset Bapak Kusniyo.
Kurang maksimalnya branding produk membuat usaha beliau terpuruk hari demi hari. Maka dari itu, melalui Kuliah Kerja Nyata Universitas Jember Back to Village III ini penulis berkesempatan untuk membantu meningkatkan pendapatan usaha melalui branding produk dimana program kerja penulis selama 30 hari menjalani KKN ini antara lain yaitu; 1) Melengkapi tempat kerja beliau dengan bak cuci tangan, sabun, dan masker mengingkat KKN ini berlangsung saat pandemi. 2) Membuat logo produk dan thank you card karena produk beliau belum memiliki logo atau identitas.
3) Sosialisasi mengenai pentingnya penggunaan logo dan thank you card pada produk. 4) Memperbaiki packaging saat hendak mengirim produk keluar kota dengan menambahnya dengan bubble wrap dan menyertakan thank you card sebagai apresiasi kepada pembeli. 5) Membuatkan banner di lokasi agar usaha dan tempat beliau mudah diketahui masyarakat luas serta pembuatan brosur untuk mempromosikan produk beliau.
6) Sosialisasi mengenai pentingnya bekerjasama dengan para vendor. 7) Penyebaran brosur online dan offline. 8) Membuat pembukuan untung/rugi yang bertujuan agar beliau mengetahui dan dapat menghitung laba atau rugi secara terstruktur. Harapan dari program kerja yang telah dibuat adalah dapat membantu Bapak Kusniyo mendapatkan lebih banyak orderan sehingga hal tersebut dapat menolong omset usahanya.
Packaging sebelumnya yang dilakukan oleh sasaran saya hanya cukup dibungkus dengan kardus saya, padahal hal tersebut sangat beresiko mengingat produk ini merupakan produk yang mudah patah. Oleh karena itu saya memperkenalkan produk bernama bubble wrap yang bertujuan untuk melindungi produk kerajinan rotan ketika dikirim keluar kota dan produknya juga akan aman. Sehingga hal tersebut akan membangun citra baik atau kepercayaan antara penjual dan pembeli.
Produk sasaran saya telah memiliki pelanggan yang cukup banyak namun hanya disekitar banyuwangi saja. Padahal melalui branding produk, target pemasaran akan diperluas lagi. Sehingga sebelum itu hal pertama yang harus dipersiapkan adalah membuat logo produk. Logo ini digunakan sebagai strategi marketing dan identitas dari produk kerajinan rotan. Sehingga ketika masyarakat melihat logo tersebut akan mengingatkan kepada kerajinan rotan Bapak Kusniyo. Thank you card dibuat sebagai sarana ucapan terimakasih yang disampaikan penjual kepada pembeli secara tidak langsung agar pembeli merasa terapresiasi.
Branding yang kedua adalah dengan membuat highlight atau sorotan yang telah tersedia pada fitur instagram. Instagram dibagi dua bersama partner kkn saya, feeds digarap oleh partner untuk diisi konten pemasaran dan highlight digarap oleh saya sendiri untuk konten yang berhubungan dengan branding produk. Tujuannya adalah untuk menonjolkan perbedaan dan keunggulan produk agar masyarakat yang mengetahuinya semakin tertarik dan ingin membeli.
Upaya branding produk dalam meningkatkan omset dari penjualan Bapak Kusniyo ini membuahkan hasil. Dari yang sebelumnya sasaran sepi pesanan hingga tidak ada pesanan sama sekali dalam beberapa bulan terakhir. Namun setelah dibuatnya program kerja ini sasaran saya mulai mendapatkan pesanan kerajinan rotan kembali. Tidak hanya mendapat pesanan di sekitar banyuwangi saja tetapi penjualannya sekarang merambah sampai keluar kota bahkan sampai keluar provinsi.
Agnes Agustin / Kelompok 10 / KKN Universitas Jember BTV III / Desa Glagah Kabupaten Banyuwangi / Dr. Nita Kuswardhani, S.TP., M. Eng
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H