Persoalan pendidikan di Indonesia memang kian hari kian rumit. Saya hanya ingin sedikit bercerita saja tentang dua hal yaitu guru dan kurikulum. Di Indonesia sejak dulu kurikulum itu senantiasa dinamis banget, gonta ganti. Sejak saya ngajar tahun 2010 sampai sekarang saya sudah ikut pelatihan KTSP, 2013 dan diselingi dengan Cambridge. Ada yang begitu mendewakan kurikulum nasional dan ada juga yang mendewakan kurikulum luar. Persoalannya adalah kurikulum yang kaya gimana sih yang bagus buat Indonesia itu?.
Saya orang yang termasuk gak terlalu peduli tentang si kurikulum mau KTSp, 2013, Cambridge, IB dan lainnya. Saya sering bilang ke siswa kalau sudah masuk kelas "Kurikulum Terserah Saya". Saya yakin setiap kurikulum punya kelebihan dan kekurangan. Bagi saya yang penting adalah cara menggunakan kurikulum tersebut (man behind the gun). Kurikulum sebagus apapun jika gurunya tidak mau belajar, mencari cara kreatif mengajar ya akan percuma. Saya sering lihat orang-orang sangat begitu terkesima dengan pendidikan di negara misalnya "Finlandia", sampai mendewakannya malahan. Hanya baru baca sekilas saja, langsung terpengaruh dan ikut-ikutan.
Pertanyaan saya, "emangnya kita tahu segimana sih kurikulum di finlandia?", "pernah ga kita lihat kesana, mengamati dan membuat laporannya?". Memang benar salah satu lembaga internasional menjadikan kurikulum di sana yang terbaik di dunia. Tapi kalau begitu terus, kapan donk kita membanggakan kurikulum kita sendiri. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan budaya. Pendidikan model finland ya mungkin cocok untuk budaya orang sana tapi belum tentu cocok untuk budaya orang kita.Â
Hal terpenting menurut saya adalah bagaimana seorang guru terus belajar berkreasi menciptakan pembelajaran yang baik di kelas. Kurikulum seburuk apapun jika diolah dengan guru yang berkualitas akan menghasilkan proses belajar yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H