Mohon tunggu...
Aron GintingManik
Aron GintingManik Mohon Tunggu... Penulis - TEOLOG MUDA

PECINTA KOPI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Iman dan Pengharapan dalam Perjuangan

6 Oktober 2020   15:17 Diperbarui: 6 Oktober 2020   17:27 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali kita mendengar bahwa perjalanan dalam setiap perjuangan kita tidaklah mudah untuk ditempuh. Ada jalan yang sempit, jalan yang berliku-liku, jalan yang penuh kerikil dan bebatuan, dan jalan yang menanjak tinggi.

Kita mendengar, memahami, dan mengakuinya sebagai sebuah perjalanan yang tidak mudah hingga pada akhirnya kita benar-benar merasakan bahwa perjuangan ini tidak mudah dan sering terasa berat untuk dijalani..

"Tapi........., mengapa?...... sampai kapan?" Pertanyaan itulah yang terus hadir dan membayangi setiap perjalanan kehidupan kita.

Kita mendengar, bahwa setiap manusia memiliki alur cerita hidupnya masing-masing sejak dilahirkan ke dunia. Kita pun mengakuinya sebagai sebuah fakta yang tidak terelakkan hingga pada akhirnya kita menyadari bahwa hal itu lebih dari sekedar fakta.

Fakta ini juga yang membawa kita pada pengertian, bahwa sekuat apapun siang menginginkan matahari, dan bintang-bintang yang selalu dirindukan ketika malam hari, kita tidak akan bisa merubah segala sesuatu yang telah digariskan, terjadi seenak kemauanku sendiri.

Aku mulai tersadar, mungkin kamu juga. Bahwa, sebagaimanapun kita memaksa dalam doa kita dan sebagaimanapun usaha kita, Mengenai hasil, bukan kita penentunya. Bukan berdoa atau perjuangan yang salah. Berdoa dan Berjuang itu harus!

Tapi dari kesadaran ini, kita dibawa pada pengertian akan iman dan pengharapan dalam sebuah perjuangan. Bahwa kedua hal ini tidak pernah dapat terpisahkan oleh sebuah perjuangan bahkan harus masuk dalam bagian perjuangan.

Karena pengertian ini pula, kita dibawa pada sebuah penyerahan akan kasih yang tulus dari Sang Khalik dan pengertian pada ketutulusan untuk dibagikan kepada orang lain pula. Atau dengan kata lain, semua ini bukan tentang apa yang kita usahakan atau apa yang ingin kita nikmati. Tapi tentang bagaimana menikmati dan menerima apa yang Sang Khalik telah berikan, juga rancangkan.

Tentu penderitaan selalu membayangi perjuangan kita. Tapi perjuangan inilah yang membawa setiap orang pada sebuah pemurnian dan perenungan akan diri dihadap-hadapan Sang Khalik.

Karena itu, untuk sebuah perjuangan dalam penantian yang kita jalani saat ini, berterima kasihlah padaNya yang masih mengajarkan kita tentang ketegaran dalam iman dan pengharapan.

Untuk setiap ketidakpastian akan perjuangan yang telah kita lakukan, berterima kasihlah padaNya, sebab IA masih mengajarkan kita tentang penyerahan diri pada pertolongan tanganNya yang tidak pernah gagal untuk menolong kita dalam iman dan pengharapan.

Untuk setiap perjuangan berat yang membayangi perjuangan kita, berterima kasihlah padaNya, sebab IA masih mendidik kita untuk menjadi anak-anak yang kuat dan tegar dalam iman dan pengharapan.

Bersemangatlah, pada perjuangan yang kita jalani dalam iman dan pengharapan ini. Sebab, demikianlah perjalanan kita sebagai manusia yang mendedikasikan diri sebagai persembahan hidup yang wangi dihadapan Sang Khalik.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun