Selimutmu menaringku pada gugunya malam daerah sialan, tak jua kudapat apa-apa kecuali tanah duka aku rindu kampungku dan peranakannya dusun tenang. sepi saat subuh, yang ada cuma adzan dan bunyi klontang sisa ronda malam Selimut masih menyemak pada tubuhku dingin, gugunya tubuhku. apa kulinari yang membuat perut lapar? aku rindu kuah santan dan cabai yang padat dan makan di bawah pepohonan rambutan lamak nian. sayup-sayup ku dengar suara mertua Sial, apa aku keburu mental-memental? kampung halaman. perantauan. aku rasa punya hati seorang liyan lidah yang menekur pada bumbu ibu ah! hidup memanglah DEMIKIAN.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI