Harta, Tahta, dan Persaudaraan
Karya: Agit Yunita
Dingin. Mereka terbelenggu dalam asuhan nafsu yang menggebu. Harta dunia yang sementara. Telah membawa mereka pada lingkaran permusuhan.
Mereka yang merasa lebih berhak antara satu dan yang lainnya. Menjunjung tinggi tahta bagaikan itulah nyawa terakhir mereka. Tanpa kedudukan mereka tak berdaya. Memperebutkannya bagai yang kelaparan.
Mempertaruhkan sebuah persaudaraan. Hangat yang meluntur. Berubah menjadi beku tak terpeluk lagi.Â
Harta. Tahta. Persaudaraan. Hanya menjadi dagangan objek wacana. Saat keinginan lebih besar kekuatannya, daripada darah yang mengalir dalam tubuh. Segalanya hilang. Menjadi cerita anak cucu yang memalukan.
Bantul, 11 April 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H