Mohon tunggu...
Agit Yunita Purnama
Agit Yunita Purnama Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga -

Menulis adalah terapi terbaik. Di saat tak banyak kata yang bisa diucapkan. Tak banyak pribadi yang bisa mengerti.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Harta, Tahta, dan Persaudaraan

11 April 2019   12:00 Diperbarui: 11 April 2019   12:02 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harta, Tahta, dan Persaudaraan

Karya: Agit Yunita

Dingin. Mereka terbelenggu dalam asuhan nafsu yang menggebu. Harta dunia yang sementara. Telah membawa mereka pada lingkaran permusuhan.

Mereka yang merasa lebih berhak antara satu dan yang lainnya. Menjunjung tinggi tahta bagaikan itulah nyawa terakhir mereka. Tanpa kedudukan mereka tak berdaya. Memperebutkannya bagai yang kelaparan.

Mempertaruhkan sebuah persaudaraan. Hangat yang meluntur. Berubah menjadi beku tak terpeluk lagi. 

Harta. Tahta. Persaudaraan. Hanya menjadi dagangan objek wacana. Saat keinginan lebih besar kekuatannya, daripada darah yang mengalir dalam tubuh. Segalanya hilang. Menjadi cerita anak cucu yang memalukan.

Bantul, 11 April 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun