Mohon tunggu...
Agita Bakti Wardhana
Agita Bakti Wardhana Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa kelontong bodoh, pemalas, tukang modus.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Renungan Muda, Pelajaran dan Nilai-nilai Kehidupan

14 November 2016   21:29 Diperbarui: 14 November 2016   23:07 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah itu di diami oleh seorang nenek yang sudah hidup menjanda dan sebatang kara. Pekerjaannya hanya sebagai buruh bungkus kerupuk yang penghasilan hariannya hanya berkisar 10-30rb, tergantung dengan banyaknya bungkusan yang dikerjakan.

Selama seharian tadi aktivitas kami lebih banyak bertanya pada sang nenek. Dia sudah menjanda selama lebih dari dua puluh tahun, karena suaminya yang meninggal. Sang nenek hanya memiliki satu orang anak perempuan. Dan harus pergi meninggalkannya karena ikut suaminya yang berasal dari pulau seberang. Sejak menikah, sang anak baru dua kali datang kembali ke tempat nenek ini.

"Nenek tapi masih berkomunikasi dengan anak nenek?" Aku bertanya di sela-sela ceritanya.

"Tidak nak, aku tidak tahu bagaimana cara berkomunikasi, aku tidak bisa membaca dan menulis." Suaranya halus menjawab.

"Apakah nenek tidak rindu dengan anak atau cucu nenek?" Salah seorang teman menimpali.

"Rindu nak, tapi bagaimana lagi? Aku tidak memiliki apa-apa. Seandainya bisa pergi menyusul tentu aku pasti tersesat." Suara lirihnya membalas pertanyaan teman.

Mendengar jawaban yang demikian polosnya seketika hatiku terenyuh. Rasa malu mulai menghantui diri karena, hal sebaliknya justru terjadi pada generasi kami saat ini.

Dalam hati kecilku merintih, nek sungguh hebat sekali ketika mendengar ucapanmu bahwa kamu bisa menahan kerinduan yang luar biasa tersebut. Generasi kami saat ini tidak mungkin bisa melakukannya. Kami tidak bisa menahan rindu, bahkan sekedar mendapatkan kabar dari sang pacar. Boro-boro sampai bertahun tahun tidak bertemu, wong satu hari tidak dikabari saja marah. Kami senang sekali jikalau sudah bermain gadget, padahal hal yang kami bicarakan tidaklah penting. Kami senang melakukan semua itu.

Dan nenek harus tau, sebagian besar dari generasi muda kami mau melakukan hal apapun untuk untuk mengobati rasa rindu bertemu pacar. Jikalau terpisah jauh, banyak dari kami yang meninggalkan segala aktivitas seperti kuliah, bekerja, ataupun hal lainnya. Pasalnya jikalau itu tidak dilakukan, kami bisa terserang virus galau yang berujung depresi, karena rasa rindu itu. Kerinduan bagi kami adalah segalanya, oleh karenanya kami wajib melakukan apapun untuk bisa mengobatinya.

Sungguh ironis sekali bukan, nek?

Aktivitas lain yang kami lakukan disini adalah membantu sang nenek membungkus kerupuk. Kami berlima melakukan semua itu dengan tujuan membantu sang nenek supaya pekerjaannya ringan dan cepat selesai. Namun hal sebaliknya terjadi, bantuan yang kami lakukan justru hanya menambah beban pekerjaannya. Pasalnya kerja kami lama sekali, dan banyak juga kerupuk yang rusak terpotek karena terburu-buru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun