“Apa yang kamu inginkan sebenarnya?” Arya bertanya keras, matanya membinar marah.
"Aku ingin menjadi raja kejahatan di dunia."
Hentikan! Arya berkata lantang "karena semua itu sia-sia. Sekuat apapun kejahatan suatu saat akan terkalahkan oleh kebaikan."
Aku hanya diam merintih kecil sembari memegang kakiku.
"Orang jahat berbuat hanya menggunakan nafsu dan kekuatannya, sedangkan orang baik berusaha memanfaatkan otaknya untuk berbuat sesuatu. Semua itu terbukti dari pertarungan ini." Arya berujar lembut seketika dia menundukkan diri dan mendekatkan wajahnya padaku. "Kamu terlalu bernafsu untuk menghabisiku, karena itu aku bisa mudah mengalahkanmu dengan mengendalikan otakku mencari celah untuk menjatuhkanmu."
Aku diam seketika mendengar apa yang dikatakannya. Tidak lama beberapa muridku datang, dengan membawa senjata dan parang ia menghampiriku dan Arya. Seketika Arya siap dan berdiri berusaha untuk melawan dari anak buahku yang menyerang.
“Jangan, kalian tidak mungkin mengalahkannya.” Seruku lantang pada murid-muridku.
“Bawalah guru kalian ini obatilah luka-lukanya.” Arya membalas senyum kearah muridku.
Seketika aku dibangunkan dan dibopong oleh mereka untuk dibawa pulang ke padepokanku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H