“Belum berubah kamu Ray, sudahlah hentikan perbuatanmu.”
"Tidak usah banyak omong." Aku yang sudah siap langsung berusaha memukul.
Arya langsung menghindar dengan mudah. Tubuhnya yang lentur bukanlah perkara sulit bisa menghindari pukulanku. Sedari dulu memang dia memiliki kelincahan ketika bertarung. Aku membalikkan badan dan dengan sekejap kumentahkan bogem tepat di pelipisnya. Arya langsung terjatuh.
“Hah segitu saja? Bangun kau.” Aku berusaha membangunkannya. Namun tidak ada perlawanan sama sekali darinya.
Kugenggam kerah wajahnya sembari berusaha kubangunkan tubuhnya.
Dengan cepat kakinya menghantam kepalaku seketika aku terjatuh dibuatnya. Namun sebelum Arya mendekat aku langsung bangkit dan memasang kuda-kuda. Arya terlihat tenang di seberang sana, ia nampak sedikit meremehkanku di pertarungan ini. Aku langsung berlari dan menghajarnya, ia menghindar kakiku yang sudah siap langsung berbalik dan berusaha menendang kepalanya. Namun ia lebih siap, dengan mudah ditangkisnya tendanganku dengan kedua tangannya.
Aku berusaha menekan dan mendorong, tetapi tenaganya sangat kuat sehingga dengan cepat kakiku di pelintir olehnya dengan sangat kuat.
"Ahhhhhhhhh." Aku mendesis keras.
Tubuh lemahku langsung dijatuhkannya di permukaan tanah. Aku merintih keras sembari berusaha memegang lutut kakiku.
“Hentikan perbuatanmu Ray.” Arya menunduk dan berbicara di hadapan wajahku.
“Tidak akan, akan kubalaskan semua ini.” Jawabku cepat.