2. Penurut
Bagi sebagian besar orang yang ikut berpartisipasi dalam organisasi tidak semuanya mengerti apa dan tujuan dari sebuah organisasi. Mereka terkesan menurut saja dengan apa yang sudah diputuskan oleh pimpinan organisasi. Tidak ada dorongan nuraninya untuk bisa menentang sebuah keputusan walaupun itu bukan berlandaskan pada ideologi.
Dengan memilih diam dan menuruti segala regulasi yang sudah ditentukan oleh pimpinan, membuat dirinya terkesan memiliki persamaan persepsi dengan sebagian orang yang ada di dalamnya. Orang-orang penurut ini biasanya tidak pernah menuangkan ide ataupun gagasan guna menunjang kemajuan sebuah organisasi. Kecuali akan sikapnya yang selalu menuruti saja semua keputusan dalam forum.
3. Apatis
Tidak berkaitan dengan kritis dan penurut kita menemukan sebuah problema terpenting yaitu apatis. Mereka yang apatis dalam organisasi merasa tidak memiliki tanggung jawab lebih terhadap pekerjaan yang sudah dibebankan padanya. Jangankan gagasan, pekerjaan yang sudah menjadi kewajibannya pun mereka hiraukan.
Sanksi berupa pemecatan pun mungkin mereka hiraukan. Tujuan orang apatis ini masuk organisasi tidak lain karena ikut-ikutan dan juga menampangkan nama pada SK. Dengan begitu mereka terlihat memiliki keaktifan dalam organisasi. Walaupun apa hakikat dan esensi dari organisasi mereka tidak mengerti.
Beberapa pandangan tersebut adalah sebuah gambaran dari perspektif pribadiku mengenai sifat orang yang ada dalam organisasi. Dimanakah posisi kita?
Aktivis organisasi haruskah bolos kuliah?
Dahulu sebelum masuk sebuah universitas tentu kita memiliki tujuan, namun seiring berjalannya waktu tiba-tiba tujuan yang seharusnya menjadi landasan masuk kuliah seolah senyap. Pola pikir kita berubah seketika, dengan melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan keinginan pribadi. Dengan begitu kita hanya berfokus pada sebuah tujuan yang kita inginkan saat ini.
Namun itu tidak pada diriku, buatku pribadi organisasi hanya bersifat komplementer bukan prioritas. Dengan tidak mengikuti rapat bukan berarti saya tidak tanggung jawab dari kegiatan yang ada dalam organisasi. Ideologi yang menjadi tujuan utama organisasi tidak boleh dikesampingkan. Apapun kebijakan anggota maupun ketua yang bertentangan dengan prinsip dan ideologi harus dikritisi. Salah satunya memaksakan idealisme pribadi tanpa melihat ideologi organisasi.
Walaupun, ada konsekuensi lebih saat kita tidak mengikuti rapat yaitu berupa, tidak bisanya kita menyampaikan usulan dan pendapat. Apapun keputusan yang sudah dihasilkan dari rapat kita wajib mematuhinya. Namun itu tidaklah menjadi masalah besar untukku, karena tujuanku mengikuti organisasi adalah menjadi mitra yang kritis, juga membangun karakter pribadi untuk berkembang menjadi lebih baik.