“Besok siang mubes semua ormawa, tolong setiap kabid sampaikan pada semua anggotanya.” Ujar ketua BEM kepada kami seluruh kabid saat rapat siang tadi. Namun saat itu pula saya teringat dengan tugas malam ini, juga besok akan diadakan kuis dari salah satu mata kuliahku. Akhirnya saya mengusulkan rapat diadakan pada sore hari. Namun jawaban yang saya dapatkan dari ketua, “itu sudah menjadi resiko dari aktivis git.”
Mendengar jawaban yang terkesan tendensius dan sangat pretensi saya melontarkan kritikan langsung pada ketua, yang berupa pemaksaan akan ego pribadi tanpa melihat ideologi dari organisasi. Perdebatan panjang bersama ketua pun semakin menarik ketika beberapa rekan dari bidang lain membantu. Walaupun ketua memiliki kewenangan mutlak dalam menentukan dan memutuskan segala kegiatan, setidaknya saya sebagai kabid bisa mengingatkan.
Tetapi begitulah yang terjadi, sang ketua lebih memilih memaksakan egonya. Terlalu cenderung memaksakan idealisme pribadi dengan asumsi agar program kerja cepat selesai. Tidak ada lagi pertimbangan segala dampak dan resiko yang terjadi kecuali, pemaksaan idealismenya.
Apa sebenarnya tujuan organisasi?
Menurut pendapat pribadiku, organisasi adalah sebuah wadah berkumpul menampung aspirasi dengan tujuan untuk mencapai keinginan bersama, yang diwujudkan melalui beberapa program kerja yang telah dibentuk. Dengan sudah dibentuknya program kerja yang sesuai dengan cita-cita bersama melahirkan sebuah ideologi yaitu, sebuah pemikiran dan gagasan bersama.
Dengan sudah terbentuknya program kerja berarti kita sudah mencapai pada tujuan dari organisasi tersebut. Kemudian saatnya merealisasikan dengan membebankan tanggung jawab pada setiap anggota pada bidang yang ditentukan.
Akan tetapi dengan sudah terbentuknya sebuah ideologi yang berupa gagasan bersama terkadang membuat orang lupa hakikat dan kegunannya. Banyak dari anggota dan ketua yang ada dalam organisasi pun cenderung mengabaikannya. Mereka memiliki beberapa dasar pembelaan rasional sehingga mampu menghipnotis jajaran anggota lainnya.
Namun tidak semuanya bisa terpedaya, sebagian besar pula banyak yang mengkritisi kebijakan yang bertentangan dengan ideologi yang ada. Sebelum lebih jauh saya akan memaparkan sedikit beberapa sifat orang yang ada dalam organisasi diantaranya :
1. Kritis
Kritis berarti sebuah kritik atau bahkan penentang segala suatu kegiatan yang berlawanan dengan ideologi organisasi. Oleh karenanya orang-orang kritis ini terkesan lebih memilih bersuara meskipun bertentangan dengan kebijakan dan keputusan dari ketua. Mereka yang kritis biasanya sudah memiliki bekal dasar mengapa mereka menentang kebijakan demikian yang salah satunya berkaitan dengan ideologi organisasi.
Memang terkesan membangkang pada atasan, akan tetapi itulah sikapnya mereka yang kritis tentu memiliki landasan yang kuat, perihal tujuan dan cita-cita bersama. Bukan pemaksaan ego pribadi dengan mengesampingkan idelogi dari organisasi. Biasanya orang yang kritis terhadap organisasi akan membuat dirinya kehilangan jabatan penting ataupun pemecatan secara langsung dari ketua dengan alasan membangkang.