“Woi don duit dong.” Rama berseru kasar meminta uang kepadaku.
“Ah malak terus lo Ram.” Aku membalasnya dengan nada tinggi.
“Loh lo berani sama gue?” Ia langsung maju bergerak cepat menyekik leherku dari belakang dengan tangannya.
Aku seketika memberontak dan berusaha melepaskan tangannya yang mengikat leherku.
“Loh, lo dah bener-bener nantang.” Rama nampak marah.
“Gue ga seneng lo mintain terus, juga anak-anak yang lain.” Aku meneruskan “jangan gitu teruslah”.
Seketika bel masuk berbunyi, tanpa menunggu balasan apa yang akan dikatakan Rama aku langsung berlari meninggalkannya dan masuk ke dalam kelas. Dengan tenang aku masuk kelas kemudian duduk di tempat dudukku. Tidak lama Rama menyusul dan melewati kursi tempat dudukku sembari menendangnya.
“Liat aja nanti diluar ya.” Ia mengancamku dan kemudian duduk.
Aku menghiraukan perkataannya dan berfokus menunggu guru yang datang masuk. Teman sebangku ku Bejo bertanya pelan kepadaku “Don ada masalah apa lo sama Rama?”
“Ga jo, gue cuma ga ngasih waktu dia malak.” Balasku pada Bejo.
“Wah lo diancem tuh hati-hati Don.”