Dimulai dari hal-hal kecil, mengurangi minum air dalam kemasan dan membawa tempat minum yang diisi dari air galon di rumah, memilih benda-benda yang ramah lingkungan, mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai, hingga menggunakan menstrual cup dan popok kain pada bayi. Semua tentu membutuhkan usaha lebih, mengingat betapa mudahnya hidup kita setelah lahirnya benda-benda sekali pakai ini
Beberapa teman blogger saya yang lain juga sudah memulai hidup dengan minimal waste, salah satunya Mbak Dhita Erditya. Sebagai ibu dari dua anak, Mbak Dhita sudah memulai untuk mengurangi sampah plastik, namun kesibukannya sebagai ibu bekerja kadang juga memaksanya untuk tetap memesan-antar makanan dengan segala wadah pembungkus yang berakhir menjadi sampah, demikian keluhnya pada saya saat kami sedang berjalan menuju terminal jombor pekan lalu.
Hidup 100% tanpa sampah memang masih sulit di Indonesia. Ini karena memang konsep minimal waste ini masih baru sekali. Belum banyak fasilitas yang menunjang gaya hidup ini.
Namun, di era media sosial seperti sekarang ini, para influencer dan blogger seakan menjadi ujung tombak promosi gaya hidup minimal waste beserta ide-ide ramah lingkungan yang mereka terapkan.
“Gue ada ide nih ya gi, kenapa perusahaan air minum nggak bikin dispenser minuman di minimarket yang kita bisa refill air minum disitu. Nggak perlu gratis, tapi ini bisa banget loh mengurangi sampah plastik!” sahutnya dengan ceria.
Saya mengamini ide Bulan tersebut. Benar juga, Indonesia belum banyak memiliki dispenser air minum di tempat-tempat umum. Ide-ide lain seperti berbelanja di Bulk Store yang menjual produk tanpa kemasan juga menjadi alternatif yang menarik, hanya saja belum banyak Bulk Store di Indonesia.
Masih banyak juga pedagang yang belum memahami bahwa pembeli bisa membawa wadah belanja sendiri untuk berbelanja, sehingga mereka bisa menghemat penggunaan wadah ataupun plastik sekali pakai.
Ide-ide seperti ini--mengurangi plastik dan memanfaatkan plastik sebagai media baru dengan memperpanjang masa gunanya adalah ide-ide Circular Economy.
Pemerintah Indonesia sendiri sudah mendukung ide-ide ini. Kementerian Lingkungan Hidup di tahun 2018 sudah punya rencana untuk bekerja sama dengan Belgia untuk menggiatkan Circular Economy di Indonesia.
Meski namanya--ekonomi sirkular--masih kurang familiar di telinga orang awam, namun sebenarnya konsep ekonomi sirkular ini sudah banyak dilaksanakan di Indonesia tanpa kita sadari. Salah satu bentuk circular economy yang ada di sekitar kita adalah bank sampah.