Â
Pandemi Covid-19 sudah berlangsung selama hampir 2 tahun lamanya, dimulai sejak awal tahun 2020. Hal tersebut membuat aktivitas dari segala sektor mengalami permasalahan. Tak hanya menciptakan krisis kesehatan masyarakat, pandemi secara nyata juga mengganggu aktivitas ekonomi di indonesia. Â
Keputusan pemerintah dalam menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak Januari 2021 berdampak luas dalam proses produksi, distribusi, dan kegiatan operasional lainnya yang akhirnya mengganggu kinerja perekonomian, seperti tingkat konsumsi masyarakat akan melambat, pertumbuhan ekonomi RI dikuartal III diprediksi melambat ke kisaran 4-5,4 persen. Hal ini bisa menyebabkan pemulihan perekonomian indonesia tertahan.Â
Banyak daerah yang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), salah satunya di Kabupaten Jember. Bupati Jember Hendy Siswanto mengeluarkan surat edaran terkait pedoman Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di kabupaten Jember.Â
Kebijakan itu dikeluarkan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Jember. Hendy mengatakan kasus Covid-19 di Kabupaten Jember meningkat. Untuk itu, pihaknya mengeluarkan surat edaran baru terkait pembatasan kegiatan masyarakat. “Jam 20.00 WIB semua harus tutup. Kebijakan itu dikeluarkan secara mendadak untuk menanggapi lonjakan kasus Covid-19.
Kabupaten Jember adalah kabupaten di Provinsi Jawa timur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Bondowoso di utara, Kabupaten Banyuwangi di timur, samudra Hindia di Selatan, dan Kabupaten Lumajang di barat. Kabupaten Jember terdiri dari 31 Kecamatan. Kabupaten Jember terletak di wilayah tapal kuda, Jawa timur.Â
Di kabupaten Jember terdapat banyak sekali potensi dari berbagai sektor, sektor pariwisata hingga sektor kecil dari UMKM di masyarakat. Pandemi COVID -19 telah memberikan dampak buruk terhadap UMKM yang menyebabkan banyak UMKM kesulitan membayar tagihan listrik, Gas dan sulitnya memperoleh bahan baku, permodalan ,pelanggan menurun, distribusi dan produksi terhambat.Â
Pendampingan sangat diperlukan bagi UMKM dalam menghadapi situasi saat ini, hal tersebut selaras dengan salah satu mata kuliah KKN dari Universitas Jember dengan tujuan utama untuk memberikan pengalaman pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.
Tempat saya melakukan Kuliah Kerja Nyata Back to Village III ada di Kelurahan Kemuningsari Kidul. Kelurahan ini  merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember, yang memiliki luas wilayah 742.894 ha. Kecamatan Jenggawah (atau dalam bahasa gaulnya disebut Jenewa) adalah salah satu kecamatan yang terletak di selatan kota Jember.Â
Masyarakat di Kecamatan ini terdiri atas etnis Madura, dan Jawa, sehingga pergaulan dalam masyarakat menggunakan tiga bahasa yakni, Jawa, Madura dan Bahasa Indonesia. Akulturasi budaya ini menciptakan perpaduan budaya yang unik. Orang-orang di kawasan ini menjuluki diri mereka sebagai Wonk Jenewa (WJ). Kecamatan Jenggawah memiliki luas wilayah 51,02 km2.Â
Kecamatan ini memiliki Delapan Kelurahan, Yaitu Kelurahan Wonojati , Kelurahan Jatisari , Kelurahan Kertonegoro, Kelurahan Kemuningsari Kidul , Kelurahan Sruni, Kelurahan Jatimulyo, Kelurahan Cangkring ,dan Kelurahan Jenggawah
Universitas Jember ( UNEJ ) mengadakan Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) dengan sistem Back to Village karena situasi pandemi Covid-19. Namun berbeda dengan KKN pada tahun-tahun sebelumnya dimana kelompok mahasiswa turun langsung ke Desa, kali ini mahasiswa melaksanakan KKN secara mandiri dan lokasinya berdasarkan domisili mahasiswa tersebut ( kampung halaman ).Â
Mahasiswa kelompok KKN 45 yang tergabung dalam KKN Tematik Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat/UMKM terdampak Covid-19 melakukan pendampingan serta sosialisasi kepada UMKM. Â Dimana pendampingan UMKM kali ini dilaksanakan di Desa Kemuningsari Kidul pada pemilik usaha kerupuk. Pendampingan tersebut dilakukan selama 30 hari dari tanggal 12 Agustus 2021 hingga 10 September 2021.
Usaha kerupuk rumahan ini merupakan usaha yang terdampak akibat Covid-19 yang biasanya  sebelum masa pandemi, pemilik usaha bisa menghabiskan 300 bungkus per hari  dan  banyak pesanan kerupuk untuk acara hajatan masyarakat desa setempat, namun pada masa pandemi covid-19 ini pesanan menurun drastis. Dikarenakan banyak toko-toko yang harus tutup.Â
Pemasaran kerupuk hanya sebatas menitipkan produknya ke warung-warung dikarenakan pengusaha ini belum menguasai cara pemasaran melalui media online. Oleh karena itu dalam kegiatan KKN Back To Village III ini mahasiswa akan memberikan pemberdayaan wirausaha masyarakat yang terdampak covid-19.Â
Salah satu programnya adalah ‘’program Pemanfaatan Media Digital Marketing Di Masa Covid-19 ‘’.  Dengan memanfaatkan media online untuk sarana pemasaran diharapkan dapat membantu memudahkan pengusaha maupun pembeli dimasa pandemi.Â
Dengan mencermati hal tersebut, saya Agit Yoga Yulio, mahasiswa Universitas Jember yang sedang menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village tertarik untuk membantu pelaku usaha pembuatan kerupuk di kelurahan Kemuningsari Kidul.Â
Tujuannya yaitu menaikkan omset penjualan dengan mengajak pelaku usaha kerupuk melakukan pemasaran melalui media online atau digital marketing. Â
Berdasarkan hasil identifikasi masalah tersebut, program pengabdian KKN dilakukan pada masyarakat terdampak COVID-19 pada UMKM bidang usaha pembuatan Kerupuk Bawang Bu Siyami di kelurahan Kemuningsari Kidul, dengan tujuan agar dapat membantu dan menyelesaikan permasalahan yang sedang mereka hadapi akibat pandemi COVID-19 dengan beberapa program kerja yang sudah diaplikasikan.Â
Program kerja yang telah terlaksana selama KKN ini terbagi menjadi beberapa kegiatan dalam 4 minggu. Pertama, tahap Observasi dan survei permasalahan dan menyusun program kerja berdasarkan permasalahan yang terjadi serta menentukan sasaran. Kedua, memberikan materi tentang  pengenalan media online atau digital marketing, untuk memperluas segmen pemasaran.Â
Ketiga, melaksanakan pelatihan-pelatihan pembuatan akun digital marketing dan pelatihan pembuatan logo, untuk mempermudah pemasaran lewat media digital marketing dan berguna sebagai pendukung usaha kerupuk milik Bu siami.
Keempat, melaksanakan pemasaran melalui pemanfaatan whatsapp business hingga pemasaran di platform faceebook serta e-commers dan evaluasi pemasaran.Â
Dengan sistem pemasaran online ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan dibandingkan dengan sistem konvensional dan dapat menaikkan omzet. Program digitalitas UMKM ini dilakukan dengan tujuan agar dapat membantu UMKM kerupuk bawang milik Bu Siyami yang terdampak pandemi COVID-19 dapat memulihkan usahanya agar tetap berjalan di tengah pandemi.
Dengan terlaksananya KKN Back To Village 3 dengan Tematik "Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat terdampak COVID-19" diperoleh membantu meningkatkan penjualan kerupuk bawang Bu Siyami. Sehingga perekonomian masyarakat yang menurun kembali pulih dengan terlaksananya kegiatan KKN Back To Village 3 Universitas Jember ini.
(Agit Yoga Yulio/KKN-45/Jember/Dwi Haryanto S.Sn., M.Sn.)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H