Mohon tunggu...
Agistina Sekarini Kanika
Agistina Sekarini Kanika Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers Mahasiswa

Seorang mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pekalongan yang tertarik dibidang menulis dan jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

K-Drama "The Game Towards Zero", Bikin Penuh Tanda Tanya

31 Maret 2020   16:44 Diperbarui: 30 Juli 2024   16:04 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo, bagaimana harimu disaat #dirumahaja begini? buat yang sudah sering nonton k-drama saat gabut sih biasa saja ya, lalu kalau orang yang enggak suka nonton film atau k-drama dan dia terpaksa nonton gimana ya? hehehe. Nah, ini ada k-drama yang keren banget! emang sekeren apasih?  Nih, K-drama ini itu...........

siapin kopi, cari posisi duduk yang enak dulu gih ketika membaca artikel, jangan lupa nanti setelah baca ini langsung download k-dramanya. Engga punya kuota? beli lah, masa aku yang beliin. Duit nipis akibat #dirumahaja? Elahh itu sih sabar ya, aku juga.

Oke, kita mulai bahas tentang k-drama "The Game Towards Zero".

K-drama ini tayang di MBC dan sebaiknya ditonton oleh para pencinta drama. Buat kalian yang baru mulai mau mencintai drama juga bisa kok. Selain pemeran utamanya yang cukup menjanjikan, alasan lain untuk menonton k-drama ini karena alur cerita yang menarik. 

The Game Towards Zero adalah k-drama thriller misteri menceritakan seorang pemuda yang bisa melihat momen sesaat sebelum kematian seseorang. Ini merupakan k-drama dari sekian banyak drama yang memiliki alur tokoh utama memiliki kemampuan diluar nalar. 

Buat kamu yang memiliki tipe pemikir, k-drama seperti ini cocok untuk kamu nikmati. Kalau kamu tipe yang malas mikir, mending cari k-drama genre lain seperti comedy atau romansa. 

Karena kalau dipaksa mikir kasian otakmu, k-drama seperti ini kalau yang nonton engga ngerti permasalahannya bakalan muncul statement Ah engga bagus.  Sini keruang introgasi, yang engga bagus sebelah mananya?

Balik lagi ke bahasan. Nih di k-drama ini ada tokoh bernama Tae-Pyeong (diperankan oleh TaecYeon 2PM) dia seorang prophet. Ketika dia menatap mata seseorang, dia bisa melihat momen orang itu, tepat sebelum mereka mati. Tae-Pyeong pintar, kaya, dan tampan. 

Meskipun memiliki kemampuan khusus, ia adalah orang yang cerdas. Disini kalian akan terpukau dengan tokoh Tae-Pyeong karena dia selalu bertindak dengan cara berpikir yang keren. 

Ia selalu mempertimbangkan masalah-masalah yang akan terjadi selanjutnya. Iya, karena dia enggak mau orang yang sudah dilihat kematiannya akan meninggal seperti itu juga. 

Di awal episode kamu akan langsung menemui alur tersebut. Tae-Pyong diminta untuk menjelaskan bagaimana pimpinan geng meninggal. Kebetulan ibu si pimpinan tersebut mendatangi Tae-Pyong langsung. 

Tae-Pyeong menjelaskan bahwa anaknya akan meninggal  serangan jantung saat dikeroyok oleh geng lain. Hari berikutnya, Tae-Pyong menguatkan tekad untuk membantu ibu tersebut. Ia datang ke sebuah gedung untuk bertemu pimpinan geng beserta anak buahnya. 

Tak lama, datang geng lain menerobos gedung untuk saling menghabisi. Tae-Pyong saat itu sedang menjadi korban sandera. Ia sudah berkali-kali bilang kepada pimpinan bahwa ia akan mati dengan serangan jantung, namun sang pimpinan dengan enaknya membunuh tim geng lain satu persatu. 

Ia tidak percaya dengan perkataan Tae-Pyong. Akhirnya, Tae-Pyong ditembak pada bagian perut dan terjatuh. Saat itupula sang pimpinan terjatuh akibat serangan jantung setelah gembira dapat membunuh banyak musuh. 

Tae-Pyong meninggal? Tidak, dia sudah mempersiapkan itu semua. Dia mengenakan rompi anti peluru dan darah yang berada di kaosnya pun darah milik korban lain.  

Semenjak kasus tersebut nama Tae-Pyong terkenal di kalangan detektif, sehingga para detektif meminta bantuannya untuk memecahkan kasus pembunuhan berantai  misterius  yang menarik perhatian Tae-Pyeong. Dia bermitra dengan Detektif Joon-Young (diperankan oleh Lee Yeon-Hee) untuk menyelesaikan serangkaian pembunuhan. 

K-drama yang disutradari jang Joon-Ho dan naskahnya yang ditulis oleh Lee Ji-Hyo patut diberi apresiasi penuh, karena alur yang disajikan begitu rapi dan membuat penonton tanda tanya disetiap epsiodenya. 

Kasus pembunuhan yang dikupas dalam k-drama ini sebenarnya berasal dari kesalahpahaman. Pada 20 tahun yang lalu terjadi pembunuhan berantai anak remaja perempuan, lantas ada salah satu detektif yang sengaja memalsukan bukti bahwa pelaku tersebut ialah ayah dari Nam Wo Hyun. 

Nam Wo Hyun pernah bertemu Tae Pyong 20 tahun yang lalu disebuah panti asuhan lalu Tae-pyong dipaksa oleh anak-anak lain untuk meramal kematian Nam Wo Hyun. 

Hal tersebut yang emnjadi pikiran Nam Wo Hyun selama bertahun-tahun. Ditambah keluarganya yang berantakan, sang ayah dipenjara seumur hidup atas tuduhan pembunuhan dan sang ibu pergi meninggalkannya. 

Setelah dewasa, Nam Wo Hyun kembali dengan profesi dokter forensik dan identitas diri berganti nama Ko Doo Kyung. Ia kembali bertemu Te-Pyong dengan cara ia mencoba membunuh gadis dengan metode yang sama seperti pembunuhan yang lalu.  

Tae-Pyong ingin sekali menangkap Nam Wo Hyun karena tidak mau ada korban selanjutnya. Serta disisi lain, Tae-Pyong tidak bisa meninggalkan Joon-Young detektif wanita yang ia sukai. Ia tidak bisa melihat kematiannya detektif tersebut, hal ini dikarenakan wanita tersebut special bagi tae-Pyong. 

K-drama dengan 30 Epsiode ini akan membuatmu semakin penasaran, siapa pembunuh berantai sebenarnya. selain itu, dalam k-drama ini anda kan menemui pertanyaan bahwa sebenarnya Nam Wo Hyun adalah seorang korban atau pelaku. 

Hal ini yang juga dijadikan dialog olehnya saat menculik Oh Ye-Ji wartawan Harian Hana. "Kamu tahu tidak menurutmu aku adalah korban atau pelaku? tentu saja kamu tidak tahu" ujarnya.   

Penonton akan dibuat sedih oleh kehidupan Nam Wo Hyun, ia memendam sakit hati selama bertahun-tahun akibat insiden kesalahpahaman yang berujung masalah besar. 

Nah, bagi kamu pegiat media dalam k-drama ini juga berkaitan dengan etika pemberitaan. Di kisahkan pemimpin Harian Hana malam itu sibuk merilis berita tentang kasus pembunuhan berantai dengan judul dan isi yang memprovokasi. 

Alih-alih takut dikebut rating oleh kantor redaksi lain, Harian Hana selalu mengutamakan kecepatan dan rating tanpa mempertimbangan perasaan publik. Nah, untuk pembahasan ini aku bahas di artikel selanjutnya ya hehehe.

Gimana? sudah mulai tertarik untuk menontonnya? Ini belum seberapa, masih banyak permasalahan dalam k-drama ini yang engga bisa aku ceritakan secara detail. So, yuk tonton k-dramanya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun