Mohon tunggu...
Agistina Sekarini Kanika
Agistina Sekarini Kanika Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers Mahasiswa

Seorang mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pekalongan yang tertarik dibidang menulis dan jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berbicara "Nelangsa", Menyoal Cinta, Patah Hati, dan Kehilangan

6 Desember 2019   14:32 Diperbarui: 7 Desember 2019   23:23 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku berjudul Nelangsa berisi kumpulan prosa tentang permasalahan cinta, patah hati dan kehilangan. Tidak heran ketika kita membaca, suasana bawa perasaan menyelimuti diri sendiri dan menciptakan pilu sesaat bila kisah dalam prosa tersebut pernah dialami juga.

Buku dengan sampul warna hitam disertai ilustrasi seorang laki-laki sedang berkelana menjelajah alam, menambah menarik kisah prosa ini untuk diselami. Apalagi, terdapat tulisan ruang sendiri untuk mengenang yang telah pergi tepat di bawah judul menjelaskan bahwa prosa yang ditulis penulis merupakan kisah dalam kehidupannya.

Gentakiswara berterima kasih kepada setiap patah hati yang berasal dari harapan-harapan yang sempat terjadi kemudian berakhir begitu saja. Hingga akhirnya, ia menuliskan kumpulan prosa ini dengan membagi 6 bab dalam daftar isinya.

Mulai dari cerita tentang aku dan kamu, pesan untukmu, tertatih bangkit, simpul-simpul pembelajaran, engkau abadi, dan kumpulan senandung penutup. Kemudian, disetiap bab penulis membagi lagi sub bab dengan jumlah berbeda-beda.

Buku dengan jumlah halaman 288 ini akan lebih lengkap jika kalian membaca ditemani kopi dan senja. Oke, kalau kamu bukan anak senja mungkin ditemani kopi dan malam? Oke, kalau kamu bukan anak malam dan bukan penikmat kopi, baca ditempat sepi kalau baper tahan! Jangan berisik sendiri dikira enggak waras. Hehe.

Pada bab pertama menyoal Cerita Tentang Aku dan Kamu, untuk kalian yang sedang di fase bucin bab ini bisa bikin kamu tambah bucin.

Berawal dari sub bab berjudul Titik Temu (hal.23), penulis mengisahkan tokoh 'aku' yang sedang mengalami bahagia karena bertemu dengan orang yang istimewa di hatinya dibuktikan pada kutipan prosa "Aku merasakan kebahagiaan yang bersumber dari dirimu. Kau sangat istimewa melebihi semesta dengan semua hal yang mengisinya."  

Memang, perasaan bahagia dan rasa cinta kepada orang terkasih sangatlah berarti dalam diri. Namun, tetap saja jika kita sudah berani menanamkan perasaan maka harus berani pula jika suatu hari ada hal yang menebang perasaan tersebut dibuktikan pada kutipan prosa sub bab Bunyi di Tengah Sunyi (hal.29) 

"Luka, kau datang dengan cinta yang begitu besar, dengan rasa sungguh-sungguh yang terbukti dalam semua perlakuanmu." Bagaimana sudah sedikit tertarik ingin membacanya?

Selanjutnya bab kedua tentang Pesan Untukmu , dalam bab ini berisi 12 sub bab yang berkaitan dengan merindukan dan merelakan seseorang. Di awali dengan sub bab tentang Rindu (hal. 73) penulis mengisahkan tokoh "aku" yang menginginkan seseorang bagaikan sebuah kapal yang tetap akan berusaha pulang walau diterpa badai paling kencang.

Bagi kamu penikmat rindu, beberapa sub bab ini sangat bersahabat denganmu. Setiap kalimat yang dituliskan penulis akan mampu membuatmu senyum-senyum manja dan merasa "ini aku banget!" .

Selain itu penulis juga memberikan nasehat dalam tulisannya perihal kehidupan bahwa, kita hidup tidaklah lama semua sudah diatur oleh-Nya. Penulis berpesan agar jangan pernah merasa besar kepala atas apa yang telah kita miliki.

Penulis berdarah Minang yang lahir pada 27 Mei ini disamping mengisahkan tentang bagaimana itu perasaan cinta, meluapkan kerinduan tetapi dia juga memberikan asupan kebangkitan melalui tulisannya di bab Tertatih Bangkit.

Setelah menyelami bait-bait luka kini saatnya pembaca memasuki momen bahagia salah satunya pada sub bab Mengindahkan Kesedihan dalam Kalimat, Maaf adalah Cara Mencintai Paling Benar, Mengorbankan Perasaan untuk Sebuah Kesadaran dan masih banyak lagi sub bab pada bab tersebut.

Sebagai manusia yang sering dilanda emosional kesedihan, tidak harus terus berlarut dalam lingkaran air mata. Mencoba bangkit dengan caranya sendiri-sendiri adalah hal yang terbaik, penulis dalam salah satu sub bab nya menjelaskan: "Sesekali aku tulis dalam larik-larik sajak yangs edikit puitis sebagai pengobat rasa rinduku akanmu. Apa yang bisa aku lakukan selain berusaha untuk tegar?".

Gimana? Sudah bertambah berapa persen rasa tertarikmu untuk menyelami tulisan milik Gentakiswara?

Selain 3 bab yang sudah dijelaskan tadi, masih ada 3 bab lainnya yang wajib kamu selami! Karena, kisah-kisah yang dicurahkan penulis masih banyak yang perlu kamu tahu.

Melalui bab Simpul-Simpul Pembelajaran di salah satu sub babnya yang berjudul Jarak dan Ketetapan Hanyalah Dongeng (hal.220) ialah setiap manusia membutuhkan ruang sendiri untuk menyendiri, namun bukankah akan timbul pertanyaan bahwa ruang tersebut akan membuat kita terasa jauh dengan orang-orang tersayang?

Hingga akhirnya penulis memilih berdamai dengan masa lalu, yang jarang seseorang bisa seratus persen melakukannya. Pada bab Engkau, Abadi di sub bab Berdamai dengan Masa Lalu penulis menjelaskan pada hakikatnya manusia akan selalu ingin bebas. Terbebas tanpa satu pun hal yang melilit dirinya.

Buku Nelangsa menarik dari segi cover dengan warna hitam yang membuat pembaca penasaran mengapa penerbit memilih warna hitam?

Kemudian isi kumpulan prosa yang menggunakan bahasa mudah dipahami, ringan dan mampu membawa suasana baper menjadi bahan bacaan yang tepat bagi generasi milenial yang cenderung mudah tenggelam dalam perasaan, terkhusus perihal cinta dan rindu.

Selain itu yang menambah menarik lagi yakni, adalah penggalan quotes disetiap pergantian sub bab. Sayangnya, masih belum banyak yang mengenal penulis berdarah Minang ini beserta karyanya, meski di akun instagram penulis pun sering menuliskan kalimat-kalimat cinta,rindu, kehilangan.

Buku ini merupakan buku ke-3 Gentakiswara dari karya sebelumnya yakni Pada Sebuah Kata Pergi dan Evolusi Rindu. Hanya dengan harga Rp. 71.500 aku, kamu, kita dan kalian yang sering dilanda cinta, patah hati, rindu dan kehilangan buku ini tepat untuk dimiliki.

Daftar Pustaka:
Gentakiswara. 2018. Nelangsa. Yogyakarta: Gradien Mediatama.

Identitas Buku
Judul Buku      : Nelangsa
Nama Penulis  : Gentakiswara
Penerbit           : Gradien Mediatama
Tahun Terbit    : Oktober 2018.
Cetakan           : Kedua, November 2018
ISBN               : 978-602-208-171-5

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun