Dalam pembelajaran berbasis proyek ini, kami melakukan eksprimen bersama siswa dengan mencampurkan bahan-bahan yang bersifat homogen (bahan yang bersifat mudah tercampur) dan heterogen (bahan yang tidak dapat tercampur). Sama seperti pada proyek sebelumnya, kami bergotong-royong mengumpulkan bahan-bahan yang akan dijadikan proyek, seperti: minyak, susu kental, air, beras, tepung, pasir, dan batu. Proyek ini berhasil membuat siswa-siswi kelas lima SDS Nurul Iman Ashopi menyimpulkan bagaimana sifat zat homogen dan heterogen dengan tepat.
Beberapa proyek dan observasi lainnya yang kami lakukan adalah mendemonstrasikan apa saja sifat-sifat cahaya, mengenal sistem fotosintesis, apa saja struktur dalam pohon, dan materi lainnya yang membuka daya pikir siswa menjadi lebih kritis, kreatif, dan inovatif berdasarkan hasil dari proyek dan materi yang diberikan.
Sebagai peserta Kampus Mengajar, kami juga membuat inovasi perbaikan untuk sekolah yaitu POJOK BACA. Dikarenakan kondisi sekolah yang belum memiliki perpustakaan dan sarana untuk literasi, kami berinisiatif untuk membuat tempat baca yang layak bagi siswa agar lebih meningkatkan literasi mereka. Beberapa buku kami dapatkan dari donasi dan penggalangan dana. Dalam implementasinya, pihak sekolah sangat suportif dengan menyediakan satu ruangan kosong untuk digunakan sebagai ruang Pojok Baca.
Pada pertengan bulan Juni hingga selesainya program Kampus Mengajar, kami membantu pelaksanaan administrasi sekolah dengan menyusun nilai siswa setelah ujian akhir sekolah, menghitung nilai-nilai tersebut lalu menginput data ke rapor setiap siswa. Selain itu, kami juga membantu pelaksanaan PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) tahun ajaran 2021-2022 dengan terlibat langsung dalam promosi sekolah ke beberapa lembaga TK dan/atau PAUD di sekitar wilayah sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H