Revolusi Mental Jokowi 2019

Dana dengan menjaminkan sertifikat tanahnya kebank, maka dana tersebut harus digunakan untuk hal-hal yang produktif, seperti modal usaha, modal kerja, dan investasi. Menurut Jokowi, jika ingin membeli mobil, maka harus dibeli menggunakan uang yang di dapat dari keuntungan usaha. Bukan dari dana yang di dapat dari menjaminkan sertifikat tanah.

Dukugan yang di beri oleh keluarga Gus Dur kepada Jokowi adalah salah satu penyemangat untuk dirinya sendiri.Seperti diketahui, keluarga besar Gus Dur melalui Yenny Wahid. Telah menetukan sikap politik nya untuk mendukung capres dan cawapres nomor urut satu. Jokowi dan Ma'rufAmin. Bukan hanya keluarga besarnya, deretan Sembilan organisasi yang tergabung dalam konsorsium kader Gus Dur juga menyatakan dukungan kepada Jokowi-Amin.

Di masa kampanye Jokowi meminta pejabat negara seperti menteri yang maju sebagai calon anggota legislatif untuk mengajukan cuti saat kampanye. Hal ini agar kegiatan kampanye yang dilakukan tidak mengganggu tugas sebagai pejabat negara. Hal ini menyatakan, maju sebagai caleg merupakan hal politik tiap warga negara. Namun untuk pejabat negara, harus mengajukan cuti saat kampanye. 

Menurut Jokowi, cuti ini dilakukan agar tugas dan kampanye yang harus dilakukan tidak saling berbenturan. Selain itu, cutinya pun pada saat akhir pekan. Jokowi juga mengadakan jalan sehat yang dilaksanakan di Stadion Sriwedara, minggu(30/9/2018) kira-kira ada 40 ribu peserta yang akan hadir. M

Mereka berasal dari seluruh pendukung dari kader, anggota dan partai pendukung. Tetapi Jokowi tidak akan hadir karena akan pergi ke Palu dan Donggala. Acara ini diganti dengan kegiatan doa bersama untuk warga Palu yang barusaja terkena bencana tsunami. 

Dengan acara jalan sehat yang sebelum nya dilarang memakai atribut politik, kini peserta doa bersama akan menggunakan kaos kampanye. Jokowi tidak ingin bicara tentang kegiatan yang akan di lakukan selama masa kampanye. Jokowi hanya meminta masyarakat Indonesia bersatu meski beda pilihan politik di pilpres 2019.

 

*penulis : Mahasiswa mata kuliah Ilmu Politik, Semester 1, Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.