"Manusia hidup dengan mengikuti pola dan kebiasaan yang dilakukannya sehari-hari, kebiasaan ini juga yang akan mempengaruhi hasil dari apa yang menjadi goals mereka. Sehingga jika kita ingin merubah hidup dan meraih apa yang didambakan, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah merubah kebiasaan kita dulu."
Judul Asli: 7 Habits of Highly Effective People
Judul Terjemahan: 7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif
Penulis: Stephen Richards Covey
Terbit: 15 Agustus 1989
Halaman: 381 (Inggris), 512 (Indonesia)
Genre: Self-Improvement, Non-FiksiÂ
"Bagaimana cara kita dalam melihat dunia ini akan mempengaruhi kehidupan kita." Rasanya inilah yang ingin disampaikan oleh Stephen Richards Covey dalam bukunya yaitu 7 Habits of Highly Effective People.
Buku yang kepopulerannya sudah sangat dikenali oleh banyak orang sejak tahun 80-an akhir ini merupakan salah satu dari deretan buku self improvement yang sudah laris manis lebih dari 2 dekade. Sejalan dengan judulnya, garis besar inti dari buku ini yaitu menjelaskan 7 poin utama sebagai kebiasaan efektif yang diyakini Covey akan sangat membawa dampak signifikan bagi kehidupan jika diimplementasikan dengan baik.
Berikut ini tujuh kebiasaan efektif yang akan mengembangkan diri kamu menurut Stephen R Covey;
Level independence
1. ProaktifÂ
Proaktif yang dimaksud oleh Covey ialah mengambil keputusan atau respon terhadap segala sesuatu dengan menyadari sadar bahwa keputusan tersebut didasari keyakinan yang esensial. Sederhananya proaktif adalah kebalikan dari reaktif. Reaktif sendiri adalah sikap spontanitas dalam mengambil keputusan tanpa memikirkan dampak dari tindakan yang akan diambilnya. Alih-alih menjadi orang yang reaktif, Covey menyuruh kita agar memiliki kebiasaan yang proaktif.
2. Mulai dari akhirÂ
Mulai dari akhir atau memulai dengan tujuan akhir. Artinya, kamu harus merumuskan atau mengidentifikasi nilai-nilai terpenting dalam hidup kamu. Covey menyampaikan betapa pentingnya memiliki bayangan terlebih dahulu akan seperti apa akhir dari tujuan kamu. Sehingga apabila selama perjalanan karir kamu melewati berbagai jenis rintangan, kamu tidak akan goyah dalam mengambil keputusan. Karena ada tujuan akhir kita sudah jelas.
3. Dahulukan yang utamaÂ
Memiliki kemampuan memilih mana yang penting dan mana yang tidak merupakan satu kebiasaan efektif dalam meraih kesuksesan.
Menjadwalkan dan mendahulukan pekerjaan yang penting atas pekerjaan yang tidak penting. Dalam buku 7 Habbits Covey menjelaskan 4 kuadran waktu. Yaitu:
a). Hal yang penting dan mendesakÂ
b). Hal yang penting tapi tidak mendesak
c). Hal yang mendesak tapi tidak penting
d). Hal yang tidak mendesak dan tidak penting
Sederhananya gini; Rencanakan, prioritaskan dan eksekusi pekerjaan berdasarkan skala kepentingannya dahulu daripada skala urgensinya.
Level InterdependensiÂ
4. Berpikir menang-menang
Kamu tahu mekanisme simbiosis mutualisme? Nah berpikir menang-menang yang dimaksud disini konsepnya kurang lebih sama seperti itu. Kita dituntut tidak hanya mementingkan keuntungan diri saja, tapi kita dituntut untuk bagaimana mendapatkan kemenangan bersama atau win-win solution.
5. Mengerti orang lain sebelum dimengertiÂ
Berusahalah untuk mengerti apa keinginan orang lain terlebih dahulu, baru berusaha untuk dimengerti orang lain. Berusaha melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, dari perspektif orang lain. Sederhananya adalah kemampuan untuk sungguh-sungguh mendengarkan perasaan orang lain menggunakan empati.
6. Sinergi
1+1 = 2 (salah)
1+1 = 5 (benar)
Ingat, kita sedang berbicara tentang sinergi bukan tentang ilmu eksakta.
1+1 = 5 artinya adalah mencari pendapat ketiga, dari dua yang pendapat berbeda. Paham?
Jadi secara sederhananya, sinergi adalah menggabungkan berbagai elemen kekuatan dari pelbagai orang melalui kerjasama tim yang positif, karena pada dasarnya untuk meraih suatu tujuan tidak ada satu orang pun yang mampu melakukannya sendiri.Â
Pembaharuan diriÂ
7. Asah gergaji
Maksud sederhananya adalah menggali potensi. Adakalanya kita sebagai manusia perlu berhenti sejenak untuk introspeksi, belajar, berlatih, evaluasi dan penyegaran (mengambil jarak dari lingkungan untuk mengisi baterainya kembali).
Analogi yang dipakai oleh Covey:
Ada seorang pemuda yang sedang menggergaji sebatang pohon besar, berjam-jam ia menggergaji tanpa ada kemajuan yang berarti. Saat dia dinasehati oleh seseorang untuk mengasah gergajinya terlebih dahulu, si pemuda tersebut menjawab dengan marah: "saya telah menggunakan gergaji ini selama bertahun-tahun dan selalu berhasil banyak menebang pohon-pohon besar. Buat apa saya ikuti saran darimu, itu sia-sia. Saya juga tidak punya waktu untuk mengasah gergaji."
Dan hasilnya seperti apa? Karena pemuda tersebut tidak mengikuti saran untuk mengasah gergajinya, alhasil selama berjam-jam menggergaji dia tidak berhasil menebang satu pohon pun dan yang lebih parah gergaji yang dia pakai pada akhirnya rusak.
Nah, setelah melihat analagi tersebut, harusnya kamu sudah paham, apa yang dimaksud dengan mengasah gergaji. Kalaupun masih belum paham dengan apa yang arti sebenarnya dari gergaji tersebut, saya jelasin deh. Jadi, gergaji disini adalah potensi kita. Kita diberkahi 3 potensi luar biasa yaitu akal, ruh dan fisik. Covey meyakini apabila potensi-potensi ini terus diasah, maka akan menghasilkan pribadi yang menawan, profesional dan produktif.
Closing Statement;
Beli bukunya, seduh kopi kemudian selamat beribadah membaca!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI