Mohon tunggu...
Agis Ahmad Fauzi
Agis Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Siliwangi

Manusia ini riuh di kepala, sunyi dalam nyata; cakap di tulisan, riweuh dalam lisan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Segelas Kopi di Saat Senja

29 Juni 2022   17:53 Diperbarui: 29 Juni 2022   18:06 4160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kukatakan pada senja, bahwa aku sedang tak baik-baik saja. 

Namun, senja hanya terdiam sembari perlahan tenggelam.

"Tunggu" kataku pada senja.

Namun, senja tetap tak menghiraukan. Hingga pada akhirnya aku tersadar. Bahwa, disaat seperti ini memang tidak akan ada yang peduli. Hanya ada segelas kopi yang selalu ada dan tak akan pergi.

Kau, layaknya senja yang kuajak bicara, 'indah, namun sekejap, bahkan tak ingin menetap. Nyata namun tak teraba. Layaknya fatamorgana, indah hanya pada pandangan mata.

Aku dan kopi hanya bisa berdiam tanpa tau harus berbuat apa. Cerita kita berakhir sesingkat senja dan jingganya.

Berganti dengan malam, dengan bulatan cahaya, sembari ditemani bintik kecil yang kusebut harapan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun