Mohon tunggu...
Agi Rahman Faruq
Agi Rahman Faruq Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Raja Arab Pembela Al Quds

30 Maret 2019   09:52 Diperbarui: 30 Maret 2019   11:09 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : thumbs.worthpoint.com

Raja Faisal pernah pergi ke Amerika untuk mengunjungi Presiden Amerika Rosevelt pada Tahun 1943, dengan membawa asistenya yang berkulit hitam. Beliau menyuruh asistenya untuk duduk dan makan bersama dengan menu yang sama tanpa ada perbedaan di restoran Amerika yang hanya melayani orang kulit putih.

Ketika Soviet sedang berjaya, Raja Faisal langsung memberikan blokade ideologi komunis masuk kedalam negaranya. Raja Faisal mempercayai bahwa komunisme tidak sejalan dengan Islam, dan memposisikan dirinya sebagai anti komunis. 

Beliau juga sering melakukan kunjungan kesetiap negara-negar Islam untuk meningkatkan kerjasa dan tentunya demi persatuan Islam. Beliau enggan pemahaman nasionalisme dan sosialisme meresap kedalam sendi-sendi masyarakat dan negaranya.

Dalam sebuah wawancara, Raja Faisal diberi pertanyaan tentang bagaimana prioritas beliau tentang permasalahan timur tengah. Jawaban beliau sungguh mencengangkan dunia, "Prioritas saya adalah menghapus Israel". Beliau begitu konsen terhadap kebebas rakyat Palestina khususnya mengembalikan kehormatan Al-Quds.

Pidatonya yang terkenal di dunia Internasional pada saat pertemuan (PBB) pada Tahun 1947, sanggat mengugah dan tajam.  Dalam pidatonya di depan (PBB) beliau berkata "Jika, kalian ingin jadi orang yang baik, maka berbuat baiklah dengan kekuasaan kalian". Beliau mendesak negara-negara lain untuk bersikap adil dan jangan menindas rakyat Palestina.

Seusai pidatonya yang menggemparkan beliau mendapatkan cacian dan penolakan atas dukungan terhadap Palestina. Para praktisi hukum di New York menggelar aksi demonstrasi atas sikap Raja Faisal yang tidak menaati aturan hukum Internasioal akan wilayah Palestina yang sebenarnya tidak bertuan dan sebagai negara mandat dari Inggris.

Pidato terakhirnya sebelum beliau meninggal cukup mengiris hati, seakan-akan itu adalah curahan hatinya yang terkekang oleh sistem dan juga kebingungan dia, bagaimana mungkin ada negara dan masyarakatnya ditindas tapi dunia seolah-olah diam dan tidak peduli.

"Apa yang kita tunggu? Apakah kita menunggu dunia bersuara? Mana suara mereka? Sesungguhnya Al-Quds yang mulia, sedang memanggil kalian, merintih kepadamu wahai saudaraku, untuk menolongnya dari kemalangan dan ujian yang menimpanya, apa yang membuat kita takut?" itulah ucapan Raja Faisal tentang Al-Quds.

Beliau tidak hanya bicara saja, beliau bertindak langung untuk membebaskan Al-Quds. Beliau melakukan blokade minyak kepada negara barat dengan mengurangi suplai minyak sebesar 5% per-bulan dan mengakibatkan inflasi harga minyak pada Tahun 1973. Raja Faisal akhirnya disegani dan ditakuti, karena beliau tidak akan berhenti sampai Israel keluar dari tanah Palestina.

Sangat disayagkan ketika Perang Arab melawan Israel, pihak Arab mengalami kekalahan dan Israel semakin memperluas wilayahnya. Banyak rumor yang beredar, sejak kejadian tersebut Raja Faisal tidak pernah tersenyum dihadapan awak media karena sebagai bentuk duka cita dan kegagalan beliau untuk membebaskan Al-Quds.

redit.com
redit.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun