Mohon tunggu...
Agi Julianto Martuah Purba
Agi Julianto Martuah Purba Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Saya senang mengamati, membaca, merasakan dan menyatukan semuanya dalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

CAPEN (Catatan Pendidikan) Bagian 1

13 April 2022   16:49 Diperbarui: 13 April 2022   16:55 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini bukan artikel seperti yang biasa kalian baca di tulisan saya. Bukan tentang pendidikan di kala pandemi, tantangan guru-guru ataupun esai-esai yang seolah membela tugas guru. Tidak.

Sudah dua tahun mengabdikan diri sebagai seorang guru di salah satu sekolah swasta din satu kecamatan di provinsi Sumatera Utara. Dia menyala. Semakin terang. Panggilan itu, yang mengantar diri ini sebagai seorang pendidik semakin menyala. Menyala dalam ketidaktahuan dan terang dalam realita.

Menyusun Rancangan Pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, hingga manajemen kelas adalah beberapa hal yang terpikir saat mengambil langkah pertama menjadi seorang guru. Ternyata, membangunkan siswa untuk bangun dan ikut serta dalam pembelajaran juga adalah salah satu tugasnya.

Tak pernah terbayangkan ada seorang yang rela terganggu jam tidurnya untuk memikirkan siswa di sekolah. Ada seorang yang mengeluh terkait kegagalan demi kegagalan untuk memperbaiki seorang yang selalu hadir terlambat ke sekolah. Bahkan, ada seseorang yang mendahului ayam berkokok untuk membangunkan siswanya. Mereka adalah guru-guru yang luar biasa.

"If you're not willing to learn, no one can teach you. If you're determined to learn no one can stop you" - Anonymous

Di satu sore di penghujung jam kerja, saya membiarkan pikiran saya hanyut dalam sebuah potret  pendidikan dengan kurikulum serta konsepnya tidak hidup di akar rumput. Jangankan bicara tentang konsep merdeka belajar dan pembelajaran berdiferensiasi, kita masih bergelut dengan menumbuhkan sikap mau belajar.

Benar rasanya bahwa Pendidikan adalah jalan panjang. Dampak dari pembelajaran itu tidak bisa dilihat dalam satu tahun ke depan. Tidak instan. Di sisi lain, kurikulum memiliki batas, jangkauan guru pun ada batas. Pendidikan jalan terus dan dampaknya jauh di depan sana.

Satu-satunya harapan, kita percaya pada pendidikan akan memberi perubahan. Tidak harus secerdas profesor, setidaknya siswa semangat mengemasi buku-bukunya ke dalam tas, melahap sarapannya, bergegas ke sekolah dan menikmati proses belajar. Itu saja.

Sebagaimana halnya dengan Literasi, kita belum tiba pada saat membudayakan literasi. Masih dalam tahap menumbuhkan dan menyiram minat baca. Pendidikan adalah demikian adanya, kiranya pendidikan dapat memihak pada realita bahwa pendidikan kita belum bisa mencapai ekspektasi yang diharapkan.

Bersambung~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun