Mohon tunggu...
Agin Puspa
Agin Puspa Mohon Tunggu... Penulis - Content writer

Semua berawal dari keresahan untuk memunculkan gagasan. Penulis 'moody'-an yang demen ngopi. Kadang, cuap-cuap juga di sini: https://www.instagram.com/aginpoespa

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bikin Rileks, Menikmati Wewangian Essential Oil dari Diffuser

25 Juni 2020   11:40 Diperbarui: 25 Juni 2020   11:36 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pexels/Karolina Grabowska 

Sudah seberapa stres kamu saat nggak harus ke mana-mana dan harus puas dengan keadaan di rumah aja? Yaaap, walaupun keadaan sepertinya sudah kembali normal dengan praktik new normal, tapi rasa-rasanya tetep aja kondisi di luar sana sejatinya sudah tidak senormal sebelum kehadiran si virus fenomenal ini.

Jadi, daripada ikutan euforia merayakan kebebasan dengan datang ke tempat-tempat wisata atau tempat-tempat hiburan, ada baiknya tetap bertahan di rumah dengan melakukan serangkaian kegiatan yang bikin rileks hati dan pikiran.

Sejak awal tahun, saya udah gregetan dan penasaran banget sama alat diffuser/humidifier dan berbagai essential oil yang katanya bikin moodboster saat beraktivas. Dari sanalah, mulai membuktikan daaan... Jujur aja, bikin ketagihan nyalain diffuser setiap saat.

Konon, sejak PSBB berlaku, alat bernama diffuser/humidifier ini penjualannya meningkat pesat. Tapi jangan buru-buru beli tanpa tahu lebih detail tentang alat tersebut, yaitu:

  1. Dilansir dari Kompas, diffuser adalah alat yang berfungsi untuk  menyegarkan aroma ruangan, dengan menyemprotkan minyak esensial dari aromaterapi.
  2. Humidifier adalah alat untuk melembapkan udara dan cocok untuk mereka yang tinggal di daerah yang kering atau panas. Alat ini juga dapat digunakan bagi yang sering mengalami flu, batuk-pilek, serta kulit dan tenggorokan yang kering.
  3. Selain itu, masih sejenis diffuser dan humidifier, yaitu purifier. Fungsinya untuk membersihkan udara dari debu dan partikel-partikel lainnya misalnya, serbuk sari, jamur, bakteri, dan bulu hewan peliharaan. Alat ini cocok digunakan bagi orang-orang yang memiliki alergi atau asma. Dengan begitu, frekuensi gejala dan serangan bisa dicegah.

Nah, beberapa produk atau brand alat diffuser ini biasanya punya multifungsi juga. Banyak produk yang dijual online menawarkan fungsi diffuser dan humidifier dalam berbagai ukuran, warna, dan bentuk yang lebih variatif. 

Jadi, dalam satu alat sudah ada dua fungsi tersebut. Beda halnya dengan  alat purifier, biasanya sih dijual tersendiri dan ukurannya agak lebih besar. Tidak seperti diffuser/humidifier yang bentuknya mini dan lucu-lucu.

Hal Penting Sebelum Membeli Diffuser/Humidifier

Penting banget untuk membaca deskripsi produknya sebelum benar-benar mantap membeli. Khususnya jika kita mengincar diffuser/humidifier dengan bujet affordable, ya, bukan yang high end macem Young Living.

Jadi, ada diffuser/humidifier yang perawatannya agak ribet karena harus mengganti filter setelah berapa kali pemakaian. Biasanya penjual juga jual juga si filternya. Biasanya alat yang harus gonta-ganti filter ini dijual dengan range Rp 40.000-70.000 di marketplace.

Satu lagi, ada juga diffuser/humidifier yang praktis tanpa perlu gonta-ganti filter. Perawatannya cukup di lap aja dengan tisu kering setelah selesai pemakaian. Harganya bervariasi juga dan agak lebih mahal sedikit sekitar Rp 90.000-200.000.

Kalau saya pastinya, tim yang nggak mau ribet! Kebetulan, dapet alat diffuser/humidifier dengan harga Rp 118.000 dengan kapasitas maksimal 500 ml. Oiya, patokan range harga juga sangat dipengaruhi dengan seberapa besar si alatnya bisa menampung air, ya. Saran pentingnya, wajib baca dan paham deskripsi produk si diffuser/humidifiernya, deh.

Rekomendasi Wewangian Essential Oil yang Bikin Rileks

Sumber: Pexels/Karolina Grabowska 
Sumber: Pexels/Karolina Grabowska 

Saking penasarannya sama wewangian essential oil yang katanya punya efeknya aromaterapi juga, saya setidaknya pernah mencium 10 varian essential oil dari beberapa merek. Disclaimer dulu ya, saya belinya essential oil yang range-nya masih di bawah Rp 60.000-an kok. Bukan oil-oil yang harganya selangit.

Saya bukan ahli di bidang wewangian tapi sangat menikmati beberapa aroma yang bener-bener bikin rileks. Jadi, mungkin pendeskripsiannya wanginya sesuai kapasitas aja kali, ya. Hahaha. Oke, langsung aja saya review-in beberapa varian essential oil yang pernah saya cium, diantaranya:

  • Lavender. Wewangian yang selalu jadi favorit banyak orang karena memang wanginya adem dan soft banget. Aromanya sudah pasti aroma bunga tapi nggak setajam melati, ya. Kalau dikomparasikan sih, aromanya selembut aroma mawar tapi kalau dicium jelas ada perbedaan diantara keduanya. Cocok banget untuk menemani aktivitas apa pun, tapi wewangian ini paling mantep kalau lagi pengen rileks banget sambil lenyeh-lenyeh atau tidur.
  • Jasmine/Melati. Wangi yang sepertinya nggak terlalu asing buat beberapa diantara kita. Wangi melati ini memang tajam banget, tapi jangan bayangkan wangi melatinya semenyengat minyak nyong-nyong yang biasa dipake nenek-nenek atau kakek-kakek, ya. Essential oil jasmine aromanya masih tergolong soft namun lebih tajam dibandingkan aroma mawar atau lavender. Jujur aja, buat saya wangi melati ngingetin sama suasana di rumah pengantin perempuan, sih. Biasanya, saya pake aroma ini sebagai campuran dengan aroma lainnya dan hasilnya bikin betah banget di rumah!
  • Rose/Mawar. Wangi yang super soft dan aromanya identik banget sama wangi Air Mawar-nya Viva, hehe. Karena wanginya nggak terlalu kuat, butuh  5-10 tetes dalam 100 ml air sampai indera penciuman kita bisa menikmati aroma ini. Dengan kata lain, memang jadi lebih boros gitu tapi worth it kok. Kalau digabungkan dengan aroma lainnya, takaran si Rose ini pasti lebih banyak dibandingkan essential oil lainnya.
  • Sandalwood/Kayu Cendana. Wangi kayu-kayuan ini tergolong soft dengan kategori yang berbeda. Aroma lembut versi woody-nya gitulah. Memang termasuk wangi rempah-rempah juga, sih, tapi tolong jangan banyangin wanginya kayak merica, pala, atau bahkan jahe. Sandalwood wangi jauh lebih kalem dari tiga rempah-rempah yang saya sebutkan tadi. Enak banget buat nemenin kerja atau kalau lagi bosen sama wangi lavender, bisa buat nemenin tidur juga.
  • Frankincense/Kemenyan. Wangi mistis? Hm, nggak juga sih, ya, atau mungkin karena saya belum pernah cium wangi kemenyan atau dupa di tempat lain jadi memorinya bukan hal mistis. Aromanya masih termasuk soft yang cukup tajam dalam kategori rempah-rempahan. Pernah cium wewangian ini dari oil punyanya sepupu dan sempat nyari-nyari referensi juga kebanyakan si Frankincense dicampurkan dengan essential oil lainnya. Oh iya, Frankincense ini diambil dari getahnya pohon Boswellia.
  • Citronella/Sereh Wangi. Pasti ingetnya sama wangi sereh yang biasa dipake masak, kan? No-no-no, wanginya nggak spesifik gitu tapi mirip. Gimana, ya, kalau di penciuman saya, aromanya tuh mirip sereh tapi ada aroma rempah-rempah yang hangat. Setelah ditelurusi, ternyata sereh wangi dan sereh itu memang tanaman yang sejenis tapi memiliki berbagai perbedaan termasuk dari segi aromanya. Ada yang bilang, wangi citronella itu lebih tajam dari sereh/lemongrass.
  • Lemongrass/Sereh. Nah, kalau ini wanginya seperti sereh yang biasa dijadikan bumbu masak atau digunakan untuk memasak. Bagi saya, wanginya serehnya lebih ke arah yang menyegarkan atau fresh, gitu. Agak sedikit berbeda dengan si citronella. Aroma ini lumayan sering saya pake saat kerja karena entah gimana memberikan efek energizing.
  • Peppermint. Wangi yang cukup banyak dijadikan aroma obat-obatan atau makanan juga ada sih yang menyebutkan aroma peppermint. Wanginya memang termasuk wangi herbal dan menyegarkan. Segarnya nggak seperti aroma buah-buahan, ya, mungkin segarnya sekategori dengan lemongrass. Essential oil-nya diambil dari bagian daunnya.
  • Lemon. Yaaa, ini familiar banget deh karena memang mudah dijumpai dan sering kita gunakan juga. Wanginya tentu saja segar khas lemon. Bikin moodboster kalau dihirup saat kerja, aromanya makin enak saat dicampur dengan aroma-aroma bunga.
  • Vanilla. Wanginya mirip kue tart dan aromanya lebih ke arah manis. Wangi vanilla yang saya punya termasuk yang paling tajam. Cukup 3 tetes aja (untuk 100 ml air) aroma vanillanya sudah bisa tercium dan termasuk wewangian yang cukup lama bertahan di dalam ruangan bahkan setelah beberapa jam diffuser-nya off. Nggak jarang juga, aromanya bisa tercium sampai pagar rumah. Ini cocok banget sih kalau pengen serumah-rumah wangi semerbak, tinggal pasang di ruang tamu aja.

Sebenarnya masih ada wish list aroma yang masih bikin saya penasaran kayak eucalyptus, cedarwood, ylang ylang, dan berbagai aroma rempah-rempah lainnya yang nggak biasa. 

Kebanyakan wangi rempah-rempah dan kayu-kayuan memang lebih mantap saat dicampurkan dengan aroma lainnya. Makanya, jadi makin penasaran untuk menikmati sensasi wewangiannya.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan selamat berrelaksasi dengan ragam aromaterapi di rumah aja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun