Dalam tulisan ini saya memuat sejumlah pertanyaan menyangkut beberapa isu yang saya ajukan untuk memperoleh jawaban atau respon dari chatAI. Dalam hal ini chatAI merupakan alat yang saya gunakan untuk memperoleh jawaban atau sudut pandang paling umum yang ada dijagat maya. Dalam topik kali ini saya ingin menggali bagaimana respon atau informasi dari AI terkait isu interaksi manusia dengan alam, yang pada masa kini terjadi kerenggangan dan bagaimana keselarasan hubungan manusia dan alam dapat terjalin kembali. Mari kita ikuti!
T :Â Hai AI,bagaimana hubungan manusia dengan alam?Â
J : Halo! Hubungan manusia dengan alam adalah hubungan yang sangat erat dan saling bergantung. Berikut adalah beberapa aspek dari  hubungan tersebut:
Ketergantungan: Manusia sangat bergantung pada alam untuk kebutuhan dasar seperti makanan, air, udara, dan tempat tinggal. Misalnya, kita mendapatkan makanan dari tanaman dan hewan, air dari sungai dan danau, dan udara untuk bernapas dari atmosfer.
Pengaruh: Aktivitas manusia memiliki dampak besar terhadap alam. Misalnya, deforestasi dan polusi dapat merusak ekosistem dan mengubah iklim.
Keseimbangan: Alam dan manusia perlu berada dalam keseimbangan. Jika manusia mengambil terlalu banyak dari alam atau merusaknya, ini dapat mengganggu keseimbangan dan memiliki konsekuensi negatif bagi manusia dan semua spesies lainnya.
Penghargaan dan Penghormatan: Banyak budaya dan agama mengajarkan penghargaan dan penghormatan terhadap alam. Misalnya, beberapa budaya pribumi melihat alam sebagai suci dan memiliki ritual dan praktik untuk menghormatinya.
Pelestarian: Ada upaya global untuk melestarikan alam dan keanekaragaman hayati. Ini termasuk pelestarian hutan, perlindungan spesies terancam punah, dan upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
T : Jika hubungan manusia dengan alam adalah hubungan yang sangat erat dan saling bergantung kenapa perusakan terhadap alam bisa terjadi hingga saat ini?Â
J : Kerusakan terhadap alam terjadi karena tindakan dan keputusan manusia sejak awal peradaban. Banyak di antaranya tidak memperhitungkan konsekuensi dan dampaknya terhadap lingkungan di masa depan. Contohnya, pencemaran laut yang mengancam kehidupan organisme laut dan eksploitasi sumber daya alam secara sembarangan1. Selain itu, faktor alam seperti bencana gempa bumi, gunung berapi, dan banjir juga dapat merusak alam2. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga kelangsungan bumi harus dilakukan sesegera mungkin oleh seluruh umat manusia3.Â
T :Â Sejak kapan manusia berperilaku merusak terhadap alam?Â
J :Â Perilaku merusak manusia terhadap alam telah terjadi sejak lama, tetapi ada beberapa titik penting dalam sejarah yang menandai peningkatan signifikan dalam dampak manusia terhadap lingkungan:
Revolusi Industri (sekitar tahun 1800-an): Perubahan iklim dan peningkatan suhu Bumi mulai terjadi dengan sangat cepat sejak Revolusi Industri1. Ini adalah periode ketika manusia mulai menggunakan mesin dan teknologi untuk meningkatkan produksi, yang menghasilkan polusi udara dan air yang signifikan.
Zaman Antroposen (sekitar tahun 1950): Ilmuwan telah mengidentifikasi zaman baru dalam sejarah geologi Bumi yang disebut Antroposen, atau "zaman manusia". Ini adalah periode ketika aktivitas manusia mulai memiliki pengaruh global terhadap ekosistem Bumi2. Zaman Antroposen pertama kali diusulkan pada tahun 2000 untuk mencerminkan betapa besarnya aktivitas manusia telah mengubah dunia2. Kelompok ilmuwan Anthropocene Working Group (AWG) menetapkan bahwa zaman Antroposen dimulai sekitar tahun 1950, awal era uji coba senjata nuklir, yang jejak geokimianya dapat ditemukan di seluruh dunia2.
Masa Kini: Saat ini, konsumsi manusia yang besar dan terus meningkat memiliki dampak yang signifikan terhadap planet kita, termasuk perubahan iklim, kerusakan habitat, dan penurunan keanekaragaman hayati3.
T :Â Bagaimana revolusi industri dan antroposen memicu kerusakan lingkungan yang lebih besar?Â
J : Revolusi industri dan zaman antroposen (pengaruh manusia) telah memiliki dampak signifikan pada lingkungan kita. Mari kita bahas lebih lanjut:
- Revolusi Industri dan Pencemaran Lingkungan:
Revolusi Industri mengacu pada perubahan besar dalam produksi, teknologi, dan gaya hidup yang dimulai pada abad ke-18. Ini melibatkan penggunaan mesin, industrialisasi, dan urbanisasi.
Pabrik-pabrik dan pembangkit listrik menggunakan bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi berbagai polutan berbahaya seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2).
Pencemaran udara dari polutan ini dapat menyebabkan hujan asam, merusak hutan dan lahan pertanian1.
Selain itu, pencemaran air juga telah menjadi masalah serius akibat aktivitas industri dan pertanian.
- Antroposen dan Eksploitasi Sumber Daya:
Manusia antroposen telah mengeksploitasi lebih dari 30-50% permukaan tanah. Ini termasuk menghancurkan hutan hujan tropis, mengalihkan aliran sungai, dan membangun bendungan-bendungan raksasa.
Kita juga mengkonsumsi lebih dari setengah keseluruhan air tawar yang bisa diakses. Akibatnya, sumber daya alam semakin terdegradasi dan lingkungan rusak2.
- Dampak Perubahan Iklim:
Emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia, termasuk industri, transportasi, dan pertanian, telah menyebabkan perubahan iklim global.
Pemanasan global, peningkatan suhu rata-rata bumi, mengakibatkan perubahan cuaca ekstrem, naiknya permukaan laut, dan ancaman bagi keberlanjutan kehidupan di Bumi.
T : Meningkatnya tingkat perusakan SDA/lingkungan oleh manusia secara umum didorong oleh tuntutan menjadi negara maju berdasarkan ekonomi. Akan tetapi ada istilah negara dengan SDA yang kaya memiliki kutukan untuk tidak menjadi negara maju, bagaimana pendapatmu?Â
J : Tentu! Istilah yang Anda sebutkan adalah "Kutukan Sumber Daya Alam" (SDA) atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai "Natural Resource Curse". Ini adalah fenomena yang sering terjadi di negara-negara yang memiliki kekayaan SDA melimpah. Berikut beberapa poin terkait kutukan SDA:
- Apa Itu Kutukan SDA?
Kutukan SDA terjadi ketika negara dengan kekayaan alam yang melimpah mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat atau bahkan stagnan.
Meskipun memiliki sumber daya seperti minyak, gas, batu bara, atau logam berharga, negara-negara ini sering menghadapi tantangan dalam mencapai kemakmuran yang sebanding dengan kekayaan alam mereka1.
- Penyebab Kutukan SDA:
Ketergantungan pada Sektor Tertentu:Â Beberapa negara cenderung mengandalkan satu sektor industri saja, seperti pertambangan atau pengeboran minyak mentah. Fokus ini dapat mengabaikan diversifikasi ekonomi dan menghambat perkembangan sektor lain.
Korupsi dan Kepemimpinan Buruk:Â Pemerintahan yang korup dan kurang efisien juga berkontribusi pada kutukan SDA. Kekayaan alam yang terkonsentrasi pada beberapa orang atau kelompok dapat disalahgunakan.
Ketidaksetaraan Distribusi Kekayaan: Meskipun ada kekayaan alam, distribusi pendapatan yang tidak merata dapat menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan2.
- Contoh Negara yang Terkena Kutukan SDA:
Angola:Â Negara ini memiliki minyak mentah, gas alam, dan berlian yang melimpah, tetapi PDB per kapitanya masih rendah. Kekayaan alamnya belum mampu meningkatkan kesejahteraan rakyatnya secara signifikan.
Arab Saudi: Meskipun awalnya terkena kutukan SDA, Arab Saudi telah berusaha melepaskan diri dengan diversifikasi ekonomi melalui proyek "Vision 2030". Mereka berinvestasi dalam sektor-sektor non-minyak untuk mengurangi ketergantungan pada minyak mentah2.
- Pentingnya Keberlanjutan Lingkungan:
Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan harus diimbangi dengan kelestarian lingkungan. Diversifikasi ekonomi dan pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana menjadi kunci untuk menghindari kutukan SDA3.
T :Â Jika SDA dapat menjadi kutukan, lalu fondasi pembangunan apa yang paling utama untuk menjadi maju?
J :  Fondasi utama yang sangat penting bagi kemajuan suatu negara meliputi beberapa aspek. Berikut adalah beberapa fondasi yang menjadi kunci menuju negara maju:
- Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM):
SDM yang berkualitas merupakan fondasi penting. Investasi dalam pendidikan, pelatihan, dan kesehatan akan membentuk tenaga kerja yang produktif dan inovatif.
Negara maju memprioritaskan pendidikan berkualitas, keterampilan, dan pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
- Pembangunan Infrastruktur:
Infrastruktur yang baik mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan. Jaringan transportasi, energi, telekomunikasi, dan fasilitas publik lainnya memainkan peran kunci.
Negara maju menginvestasikan secara masif dalam pembangunan jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, dan teknologi informasi.
- Reformasi Birokrasi:
Birokrasi yang efektif dan efisien memastikan pelayanan publik yang baik. Negara maju melakukan reformasi untuk mengurangi birokrasi yang memperlambat proses dan meningkatkan transparansi.
- Stabilitas Politik, Keamanan, dan Tata Kelola Pemerintahan:
Stabilitas politik dan keamanan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Tata kelola pemerintahan yang baik mengurangi korupsi, meningkatkan akuntabilitas, dan memastikan kebijakan yang berpihak pada kepentingan rakyat.
- Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Bangsa:
Kebudayaan dan prestasi memperkaya identitas nasional dan memotivasi masyarakat untuk berkontribusi lebih baik.
Negara maju menghargai seni, ilmu pengetahuan, dan pencapaian dalam berbagai bidang.
Jadi, kombinasi dari fondasi-fondasi ini akan membantu negara mencapai visi maju dan berkelanjutan
T : Bagaimana Revolusi  Industri 4.0 memperbaiki rusaknya hubungan alam dengan manusia tetapi juga tetap mendukung pembangunan ekonomi yang lebih baik ?
J :Â Revolusi industri dan pembangunan berkelanjutan adalah dua konsep yang dapat saling mendukung. Mari kita bahas lebih lanjut:
- Pembangunan Berkelanjutan:
Pembangunan berkelanjutan adalah proses yang memaksimalkan penggunaan sumber daya alam dengan mempertimbangkan keberlanjutan dan kesejahteraan generasi masa depan.
Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri1.
Elemen inti pembangunan berkelanjutan meliputi pertumbuhan ekonomi, inklusi sosial, dan perlindungan lingkungan hidup.
- Revolusi Industri dan Dampaknya:
Revolusi industri telah mengubah cara kita memproduksi, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan lingkungan.
Mesin-mesin, teknologi, dan otomatisasi telah meningkatkan efisiensi produksi dan membuka peluang baru dalam sektor ekonomi.
Namun, dampak negatifnya termasuk pencemaran, eksploitasi sumber daya alam, dan perubahan iklim.
- Bagaimana Keduanya Dapat Berjalan Bersama:
Teknologi Berkelanjutan:Â Revolusi industri ke-4 (Industri 4.0) menekankan pada teknologi berkelanjutan. Inovasi seperti energi terbarukan, efisiensi energi, dan manajemen limbah dapat membantu mengurangi dampak negatif pada lingkungan.
Digitalisasi Ekonomi: Teknologi digital memungkinkan efisiensi dalam produksi, distribusi, dan konsumsi. Ekonomi digital dapat mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa mengorbankan lingkungan2.
- Contoh Konkrit:
Energi Terbarukan:Â Investasi dalam energi surya, angin, dan hidro dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Pertanian Berkelanjutan:Â Teknologi digital dapat membantu petani mengelola lahan secara efisien, mengurangi penggunaan pestisida, dan meningkatkan hasil panen.
Manufaktur Ramah Lingkungan: Revolusi industri memungkinkan produksi yang lebih efisien dan ramah lingkungan, seperti penggunaan bahan baku daur ulang dan teknologi hijau3.
Jadi, dengan menggabungkan inovasi teknologi dan kesadaran akan keberlanjutan, kita dapat memperbaiki hubungan antara manusia dan alam sambil tetap mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
Dari respon AI chat diatas kita bisa memahami, bahwa alam dan manusia memiliki hubungan yang tak dapat dipisahkan. Hubungan baik manusia dan alam sudah terjalin begitu lama dari mulai manusia diciptakan hingga terjadi perubahan diera tahun 1800 an dengan adanya Revolusi Industri. Alam yang dahulunya menjadi mitra hidup bagi manusia kemudian secara perlahan berubah dalam pandangan generasi manusia-manusia selanjutnya, dimana kemudian manusia hanya menganggap alam sebagai pekerja, budak dan juga aset semata.
Saat ini dimana kerusakan lingkungan sudah terjadi dalam skala global dengan pemanasan global atau perubahan iklim, manusia diingatkan akan hakikatnya sebagai sesama makhluk. Ekonomi yang sempat memonopoli nilai perlu kita lihat kembali karena bukan hanya berdampak pada lingkungan secara fisik tetapi juga sosial. Nilai -nilai sosial seperti kerjasama, saling menolong, toleransi,dsb bahkan terancam hilang dengan monopoli nilai oleh ekonomi (uang),bahkan kita rela menjual "alam" untuk secercah uang sebagai pengganti atas nilai manfaat yang selama ini telah kita peroleh dari alam dan sosial dalam mendukung kehidupan kita.
Sumber daya alam merupakan hal yang kita bangga-banggakan, tetapi jangan lupa bahwa banyak pula negera yang justru gagal untuk berkembang walaupun memiliki sumber daya alam yang melimpah dan bahkan disebut kutukan. Tetapi sebaliknya banyak negara yang maju tetapi dengan sumber daya alam yang terbatas dan mereka justru menjadi investor bagi negara yang kaya akan sumber daya alam. Jadi apa makna kemajuan dan kekayaan sebenarnya? Apa fondasi pembangunan yang benar? apakah SDA ataukah SDM yang lebih berharga?Dimasa Revolusi Industri 4.0 saat ini telah banyak inisiatif yang muncul dalam memperbaiki hubungan kita dengan alam, baik pangan lokal, perhutanan sosial, pembangunan rendah karbon, perdagangan jasa penyerapan karbon, energi terbarukan, bioekonomi, SDGs dsb. Â
Mari belajar dari masa lalu untuk masa depan yang lebih lestari dan harmonis antara manusia, sosial dan alam !
Mari kita berlomba menjadi daerah dengan paling berkelanjutan di tahun 2030!
Mari kita investasikan SDM kita, agar Indonesia Emas dapat terwujud dengan generasi hijau sebagai penggeraknya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H