Pendidikan Pancasila dalam Krisis Relevansi dan Implementasi
Pendidikan Pancasila adalah fondasi penting dalam membangun karakter bangsa Indonesia yang berlandaskan nilai-nilai kebangsaan, toleransi, dan kemanusiaan. Namun, dalam implementasinya, pendidikan ini sering menghadapi tantangan besar, baik dari segi relevansi kurikulum maupun efektivitas pengajarannya.
Kritisi Terhadap Pendidikan Pancasila
1.Pendekatan Teoritis Tanpa Praktik Nyata
Pendidikan Pancasila di berbagai jenjang pendidikan sering kali hanya berfokus pada hafalan teori dan konsep abstrak. Mahasiswa dan siswa tidak diarahkan untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, pendidikan ini terasa jauh dari realitas dan kurang bermakna.
2.Minimnya Relevansi dengan Tantangan Modern
Di era globalisasi, isu-isu seperti keberagaman, keberlanjutan lingkungan, dan tantangan teknologi semakin relevan. Namun, kurikulum Pendidikan Pancasila belum sepenuhnya mengakomodasi isu-isu ini, sehingga nilai-nilai Pancasila terlihat kaku dan tidak adaptif.
3.Kualitas Pengajar yang Beragam
Tidak semua pengajar Pendidikan Pancasila memiliki pemahaman mendalam tentang materi atau mampu menyampaikan nilai-nilai Pancasila secara menarik dan inspiratif. Ini mengakibatkan pelajaran terasa membosankan dan kehilangan daya tarik bagi peserta didik.
4.Kurangnya Integrasi Nilai dalam Kehidupan Sekolah Pendidikan karakter berdasarkan Pancasila sering tidak tercermin dalam budaya sekolah, seperti perilaku guru, tata tertib, atau kebijakan sekolah. Hal ini menciptakan kesenjangan antara teori yang diajarkan dan praktik yang dialami siswa.