Mohon tunggu...
Yudis Tira
Yudis Tira Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

penulis keruh tanpa gemuruh.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pecundang Pinggir Danau

28 Februari 2013   04:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:34 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ia nisankan abstraksi masa lalu diantara luka dan bahagia. ia pasung sentuh hangatnya di ambang realita metafisik. ia kecup kejam bisiknya di sela usang rindu. ia sayat sejuk senyumnya di balik ringkih takdir. ia ukir manis wajahnya di lingkar rongga darah sanubari. ia lukis sendu tatapnya di atas retak tempurung hari. hanya bisa menjamahi angan-angan di sekitar ingatan. hanya bayangnya yang bergetar diatas samar air danau. ditemani bayang pohon bakau di hadapan pecundang. pecundang yang kehilangan akal. sesak dirinya bernapas, hela demi hela lafas tak mampu meraih cinta, pecundang tetap pecundang, meringkuk di pinggir danau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun