Bagaimana rasanya hidup di era serba digital? Praktis, cepat, dan serba terkoneksi, bukan? Tapi di balik semua kemudahan itu, ancaman siber pun tumbuh semakin canggih dan tak terduga.
Seperti sebuah pepatah yang mengatakan, "Keamanan siber adalah seperti memecahkan teka-teki yang terus berubah bentuk." Dalam dunia di mana data adalah emas baru, serangan siber bukan hanya tentang hacker yang bersembunyi di balik layar gelap, tetapi tentang skenario yang bisa membuat perusahaan global merugi miliaran dalam hitungan detik.
Laporan terbaru dari Cybersecurity Ventures memperkirakan kerugian akibat kejahatan siber akan mencapai $10,5 triliun pada tahun 2025 ini. Angka tersebut bukan lagi sekadar ancaman, tapi kenyataan yang harus dihadapi dengan serius.
Jadi, yuk kita kupas empat ancaman siber terbaru yang sedang mengguncang dunia dan bagaimana perusahaan global menghadapinya.
#1. Ransomware-as-a-Service (RaaS)
Serangan ransomware bukan lagi aksi individu, melainkan sudah menjadi industri tersendiri. Melalui Ransomware-as-a-Service (RaaS), penjahat siber bisa "menyewa" perangkat lunak berbahaya siap pakai untuk melumpuhkan sistem perusahaan dan meminta tebusan.
Perusahaan global seperti Microsoft dan IBM telah mengembangkan teknologi berbasis AI untuk mendeteksi pola serangan ransomware bahkan sebelum serangan itu terjadi. Mereka memanfaatkan teknologi machine learning untuk menganalisis jutaan data per detik.
Tidak berhenti di situ, mereka juga menerapkan protokol Zero Trust Security, di mana setiap akses ke sistem harus diverifikasi secara ketat. Dengan pendekatan ini, serangan ransomware bisa diminimalisir sebelum mencapai titik kritis.
#2. Deepfake dan Manipulasi AI
Deepfake bukan lagi sekadar hiburan di media sosial. Teknologi ini kini dimanfaatkan untuk menciptakan video atau audio palsu yang sangat meyakinkan demi tujuan kriminal, seperti manipulasi transaksi keuangan atau pencurian identitas.
Sebagai respons, perusahaan teknologi seperti Google Cloud telah membangun algoritma khusus untuk mendeteksi konten deepfake dengan tingkat akurasi tinggi.