Bagaimana rasanya hidup di era serba terkoneksi? Super cepat, minim jeda, dan nyaris tanpa batas!?
Iya, itulah gambaran dunia dengan teknologi 5G. Lebih dari sekadar koneksi internet cepat, infrastruktur 5G adalah fondasi utama transformasi digital di berbagai sektor, mulai dari industri, kesehatan, pendidikan, hingga smart city.
Namun, membangun infrastruktur 5G bukan perkara mudah. Dibutuhkan strategi yang matang, investasi besar, dan kolaborasi berbagai sektor. Beberapa negara lain sudah sukses melakukannya, dan sepertinya Indonesia bisa belajar banyak dari mereka.
Jadi, yuk kita lihat bagaimana tiga negara ini berhasil memimpin dalam pembangunan infrastruktur 5G dan apa pelajaran penting yang bisa kita petik.
#1. Korea Selatan: Integrasi Teknologi dan Dukungan Pemerintah
Korea Selatan bukan sekadar pelopor teknologi 5G, tapi mereka juga merupakan salah satu negara pertama yang meluncurkan jaringan ini secara komersial pada tahun 2019. Pemerintah Korea Selatan berkolaborasi dengan perusahaan telekomunikasi seperti SK Telecom, KT, dan LG Uplus untuk mempercepat adopsi teknologi 5G.
Apa strategi sukses mereka:
- Dukungan penuh pemerintah dalam hal regulasi pro teknologi.
- Investasi masif pada infrastruktur penopang utamanya.
- Fokus pada sektor prioritas seperti smart city dan smart factory.
"Technology, like art, is a soaring exercise of the human imagination." --- Daniel Bell
#2. Tiongkok: Skala Besar dan Fokus pada Industri
Tiongkok mendominasi adopsi 5G dengan jumlah stasiun pemancar terbanyak di dunia. Perusahaan seperti Huawei dan ZTE memainkan peran besar dalam membangun jaringan ini. Fokus utama Tiongkok adalah memanfaatkan 5G untuk mendorong produktivitas industri dan otomasi.
Apa strategi sukses mereka:
- Kolaborasi erat antara pemerintah dan sektor swasta.
- Skala pembangunan yang masif di berbagai kota.
- Penggunaan 5G di sektor manufaktur, pertanian, dan transportasi.
"Innovation distinguishes between a leader and a follower." --- Steve Jobs
#3. Amerika Serikat: Kompetisi dan Kolaborasi Teknologi
Amerika Serikat mengandalkan kekuatan kompetisi antara raksasa teknologi seperti Verizon, AT&T, dan T-Mobile untuk memperluas cakupan 5G. Fokus utamanya adalah pada pengembangan teknologi mmWave untuk kecepatan ultra-tinggi.
Apa strategi sukses mereka:
- Investasi besar dari perusahaan swasta.
- Fokus pada teknologi mmWave untuk daerah urban.
- Adopsi teknologi untuk mendukung ekosistem IoT.
"The great growling engine of change, Â technology." --- Alvin Toffler
Apa yang Bisa Dipelajari Indonesia?
Indonesia memiliki potensi besar untuk membangun infrastruktur 5G yang kuat. Dengan populasi yang besar dan pasar digital yang berkembang pesat, Indonesia bisa menjadi pemain penting dalam ekosistem 5G global.
Dari ketiga negara tersebut setidaknya kita mengambil pelajaran berikut :
- Regulasi yang Progresif: Dukungan penuh dari pemerintah sangat penting untuk mempercepat adopsi teknologi ini.
- Investasi Berkelanjutan: Infrastruktur backbone dan jaringan pendukung harus menjadi prioritas utama.
- Kolaborasi Lintas Sektor: Keterlibatan swasta, publik, dan akademisi akan mempercepat implementasi 5G.
Namun, tantangan terbesar adalah kesenjangan infrastruktur digital antara kota besar dan daerah terpencil. Di sinilah peran pemerintah menjadi sangat krusial.
Seperti kata pepatah, "Teknologi hanyalah alat. Pada akhirnya, manusialah yang membuatnya bermakna."
Indonesia tidak hanya membutuhkan teknologi 5G, tetapi juga kesiapan sumber daya manusia dan ekosistem digital yang mendukung.
Apakah kita sanggup mewujudkannya?
Maturnuwun,
Growthmedia
NB : Temukan artikel cerdas lainnya di www.agilseptiyanhabib.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H