Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

4 Inovasi Teknologi Hijau yang Mengubah Wajah Industri Global

3 Januari 2025   11:38 Diperbarui: 3 Januari 2025   11:38 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kamu membayangkan dunia industri yang tidak hanya fokus pada profit, tetapi juga ramah terhadap lingkungan? Ya, masa depan seperti itu bukan lagi sekadar utopia. Kini, teknologi hijau hadir dengan gebrakan yang siap untuk mengubah total wajah industri global mulai dari hulu hingga hilir.

Energi bersih, efisiensi sumber daya, dan pengurangan emisi karbon bukan lagi wacana belaka, karena semua hal itu kini sudah menjadi nyata.

Nah, melalui artikel ini, kita akan kupas empat inovasi teknologi hijau yang bukan hanya canggih, tapi juga siap mendefinisikan ulang bagaimana dunia memproduksi dan mengonsumsi energi.

#1. Energi Hidrogen Hijau: Bahan Bakar Masa Depan yang Bersih

Energi hidrogen hijau menjadi salah satu terobosan paling menjanjikan dalam dunia energi terbarukan. Dibuat melalui elektrolisis menggunakan listrik dari sumber energi terbarukan seperti tenaga surya atau angin, hidrogen hijau memiliki jejak karbon yang nyaris nihil.

Negara-negara seperti Jepang, Jerman, dan Australia sudah terlebih dulu memanfaatkan teknologi ini untuk kebutuhan industri berat dan juga transportasi. Bahkan, beberapa pabrik mulai mengganti bahan bakar fosil mereka dengan hidrogen hijau untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Namun, tantangan terbesar dalam penerapan hidrogen hijau ini masih berkutat pada biaya produksi yang relatif cukup mahal. Meskipun begitu, dengan semakin berkembangnya teknologi dan skala ekonomi, harga hidrogen hijau diprediksi akan semakin terjangkau di masa depan.

#2. Teknologi Penangkapan dan Penyimpanan Karbon (CCS)

Teknologi Penangkapan dan Penyimpanan Karbon (CCS) menjadi solusi revolusioner untuk mengurangi emisi karbon dari aktivitas industri. Teknologi ini bekerja dengan menangkap karbon dioksida (CO2) langsung dari sumbernya, seperti pabrik atau pembangkit listrik berbahan bakar fosil, lalu menyimpannya di bawah tanah atau menggunakannya kembali dalam proses produksi yang lain.

Singapura dan Norwegia menjadi pionir dalam pengembangan teknologi ini, dengan membangun fasilitas CCS berskala besar. Bahkan, beberapa industri semen dan baja sudah mulai mengintegrasikan teknologi CCS untuk mengurangi jejak karbon mereka.

Meskipun teknologi ini efektif, biaya implementasinya yang tergolong tinggi masih menjadi tantangan tersendiri. Akan tetapi, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat global terhadap krisis iklim, dukungan investasi untuk CCS sepertinya akan terus meningkat.

Teknologi CCS menangkap CO2 dari pabrik dan menyimpannya untuk mengurangi emisi karbon. | Ilustrasi gambar: freepik.com / wirestock
Teknologi CCS menangkap CO2 dari pabrik dan menyimpannya untuk mengurangi emisi karbon. | Ilustrasi gambar: freepik.com / wirestock

#3. Internet of Things (IoT) untuk Efisiensi Energi di Industri

Dalam dunia yang semakin terkoneksi, teknologi Internet of Things (IoT) memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi energi di sektor industri. Dengan bantuan sensor pintar dan sistem analitik canggih, perusahaan dapat memantau konsumsi energi secara real time, memprediksi kebutuhan energi, dan mengidentifikasi area yang boros energi.

Pabrik-pabrik di Eropa dan Amerika sudah mulai mengintegrasikan IoT untuk memastikan setiap tetes energi yang digunakan benar-benar optimal. Bahkan, beberapa perusahaan melaporkan penghematan biaya operasional hingga 30% berkat penerapan IoT dalam manajemen energi mereka.

IoT bukan hanya tentang penghematan biaya, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan antara produktivitas dan keberlanjutan lingkungan.

IoT membantu industri memantau dan mengoptimalkan konsumsi energi secara real time. | Ilustrasi gambar: freepik.com / creativeart
IoT membantu industri memantau dan mengoptimalkan konsumsi energi secara real time. | Ilustrasi gambar: freepik.com / creativeart

#4. Baterai Penyimpanan Energi Skala Besar

Di era transisi energi, baterai penyimpanan skala besar menjadi solusi untuk mengatasi tantangan utama energi terbarukan, yakni intermittency  atau ketidakpastian pasokan. Teknologi ini memungkinkan energi dari sumber seperti matahari dan angin disimpan dalam jumlah besar dan digunakan saat dibutuhkan.

Tesla, melalui proyek Megapack, dan China dengan investasi besar di teknologi baterai, menjadi pelopor dalam revolusi ini. Sistem penyimpanan energi skala besar juga membantu menjaga stabilitas jaringan listrik dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Kedepannya, harga baterai diperkirakan akan terus turun, sehingga teknologi ini semakin mudah diadopsi oleh lebih banyak negara dan industri.

Baterai skala besar memungkinkan penyimpanan energi terbarukan untuk penggunaan di masa depan. | Ilustrasi gambar: freepik.com / graphicsobai
Baterai skala besar memungkinkan penyimpanan energi terbarukan untuk penggunaan di masa depan. | Ilustrasi gambar: freepik.com / graphicsobai

Inovasi untuk Dunia yang Lebih Berkelanjutan

Empat inovasi teknologi hijau di atas adalah bukti nyata bahwa dunia industri sedang bergerak menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Bukan lagi sekadar tren, teknologi ini adalah kebutuhan mendesak untuk mengatasi perubahan iklim dan memastikan kelangsungan hidup planet kita.

Namun, inovasi saja tidaklah cukup. Dibutuhkan komitmen semua pihak, mulai dari pemerintah, pelaku industri, hingga konsumen akhir untuk bersama-sama mendorong penerapan teknologi hijau ini secara lebih masif.

Seorang filsuf berkata, "The greatest threat to our planet is the belief that someone else will save it." (Ancaman terbesar bagi planet kita adalah keyakinan bahwa orang lain yang akan menyelamatkannya.)

Jadi, apakah kita akan duduk diam atau mulai bergerak bersama? Pilihan ada di tangan kita.

Maturnuwun,

Growthmedia

NB : Temukan artikel cerdas lainnya di www.agilseptiyanhabib.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun