Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Keuangan Syariah Bisa Jadi "Game Changer" Ekonomi Indonesia

10 Desember 2024   14:20 Diperbarui: 11 Desember 2024   03:05 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prinsip keuangan syariah mendukung distribusi kekayaan melalui mekanisme berbasis nilai | Ilustrasi gambar: freepik.com/ imrankadir photography

Di dalam lanskap ekonomi modern yang penuh tantangan, Indonesia menghadapi berbagai problematika yang cukup menantang, mulai dari ketimpangan ekonomi sampai dengan ketidakstabilan global. Terlebih sebagai negara berpopulasi Muslim terbesar di dunia, kita memiliki potensi yang sangat besar untuk memberdayakan sistem keuangan syariah sebagai solusi strategis. 

Akan tetapi, pertanyaannya adalah apakah sistem tersebut benar-benar mampu menjadi 'game changer' bagi perekonomian Indonesia sekarang dan di masa-masa mendatang?

Menurut sebuah studi berjudul "Comparative Analysis of Sharia and Conventional Banking", sistem keuangan syariah memiliki keunikan yang berbeda dibandingkan sistem keuangan konvensional, seperti prinsip larangan riba, gharar (ketidakpastian), dan spekulasi.

Selain itu, elemen seperti zakat, sedekah, dan wakaf juga memainkan peranan penting dalam mendistribusikan kekayaan secara lebih merata kepada masyarakat. Hal ini berbeda dengan sistem konvensional yang seringkali berorientasi pada keuntungan maksimal tapi tanpa memperhatikan dampak sosialnya. Keuangan syariah justru menempatkan kesejahteraan kolektif sebagai prioritas utama.

Namun demikian, meskipun potensinya besar, implementasi keuangan syariah di Indonesia masih menghadapi banyak kendala, terutama terkait inklusi keuangan.

Akses terhadap layanan keuangan khususnya di daerah terpencil dinilai masih terbatas, sehingga sebagian besar masyarakat masih tergolong unbanked.

Dalam hal ini, sistem syariah, dengan skema pembiayaan mikro dan akad yang fleksibel, menawarkan solusi yang inklusif. Hal ini adalah sesuatu yang amat dibutuhkan oleh masyarakat di daerah terpencil.

Sistem Syariah dan Solusi Inklusi Keuangan

Keuangan syariah tidak hanya berbicara tentang prinsip keadilan, melainkan juga inklusi. Sebagai contoh adalah pembiayaan mikro syariah, yang memang dirancang untuk menjangkau pelaku usaha kecil di sektor informal.

Melalui model bagi hasil yang adil, sistem ini akan menghapus beban bunga yang seringkali menjadi kendala bagi masyarakat kecil.

Selain itu, keuangan syariah juga diakui sebagai sistem yang lebih stabil di tengah ketidakpastian ekonomi global. Contohnya, pada masa krisis keuangan 2008, bank syariah di sebagian negara menunjukkan ketahanan lebih baik dibandingkan bank-bank konvensional setempat. Hal ini menjadi bukti bahwa sistem berbasis nilai etis sanggup bertahan menghadapi badai ekonomi.

Pengakuan internasional terhadap sistem ini pun semakin memperkuat posisi negara kita untuk menjadi pusat keuangan syariah dunia. Akan tetapi, diperlukan suatu langkah konkret seperti mendorong edukasi keuangan syariah bagi masyarakat dan meningkatkan sinergi seperti sektor swasta, lembaga pendidikan, dan pemerintah agar sistem ini benar-benar terimplementasi serta dirasakan manfaatnya secara optimal.

Untuk menjadikan sistem keuangan syariah sebagai solusi utama eknomi nasional, langkah-langkah strategis tentunya perlu diambil. Misalnya, memperkuat regulasi yang mendukung ekosistem syariah. Dalam hal ini pemerintah perlu menciptakan kebijakan yang menguntungkan bagi lembaga keuangan syariah, seperti insentif pajak atau subsidi untuk zakat serta wakaf produktif.

Selanjutnya, peningkatan literasi keuangan syariah juga diperlukan. Edukasi yang menyasar berbagai kelompok masyarakat akan sangat membantu mengurangi miskonsepsi serta meningkatkan partisipasi dalam penerapan sistem ini.

Selain itu, kolaborasi antar berbagai pihak mesti diperkuat. Pemerintah, institusi keuangan, lembaga agama, dan masyarakat sipil perlu bekerja sama untuk menciptakan terciptanya ekosistem keuangan syariah yang inklusif dan berkelanjutan.

Dengan begitu maka keuangan syariah bukan lagi sebuah alternatif, tetapi juga solusi untuk masa depan ekonomi di Indonesia. Dengan potensinya untuk mengurangi ketimpangan dan memperkuat inklusi keuangan, sistem ini diharapkan bisa membawa perubahan besar pada struktur ekonomi nasional kita.

Seorang ekonom dunia, Dr. Mohammad Umar Chapra, pernah mengatakan, "Islamic finance is not just about avoiding interest, it's about creating a just and equitable society."
("Keuangan Islam bukan hanya tentang menghindari bunga, tetapi juga tentang menciptakan masyarakat yang adil dan merata.")

Bangsa Indonesia memiliki kesempatan untuk menjadi pelopor dalam transformasi ekonomi ini. Yang mana dengan adanya dukungan masyarakat muslim yang secara populasi sangat besar, maka keuangan syariah bisa menjadi katalis perubahan menuju ekonomi Indonesia yang lebih berkeadilan untuk semua warganya.

Akankah kita berhasil memanfaatkan kesempatan besar ini?

Maturnuwun,

Growthmedia

NB : Temukan artikel cerdas lainnya di www.agilseptiyanhabib.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun