Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Startup Indonesia Wajib "Berkulit Badak" di Tahun Ekonomi Sulit

8 Desember 2024   11:33 Diperbarui: 9 Desember 2024   22:14 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- startip. (Dok Freepik/rawpixel.com via Kompas.com)

Terdapat beberapa hal yang bisa dipelajari dari startup sukses terkait bagaimana mengarungi berbagai tantangan dan ujian, diantaranya:

a. Diversifikasi Pendapatan

Ketergantungan pada satu sumber pendapatan adalah resep kegagalan di masa sulit. Startup yang sukses biasanya memiliki berbagai aliran pendapatan. Contohnya, Gojek tidak hanya bergantung pada transportasi online tetapi juga memperluas layanan seperti GoPay, GoFood, dan GoSend.

Menurut Journal of Entrepreneurship, diversifikasi memungkinkan perusahaan menyebar risiko dan mengurangi dampak penurunan di satu sektor.

b. Efisiensi Operasional

Fokus pada pengeluaran esensial adalah langkah wajib. Startup seperti Warung Pintar membuktikan bahwa efisiensi dapat meningkatkan keberlanjutan. Dengan memangkas biaya operasional yang tidak penting dan memanfaatkan sumber daya lokal, mereka tetap kompetitif di tengah keterbatasan.

c. Pemanfaatan Teknologi untuk Efisiensi

Teknologi adalah alat utama untuk bertahan. Business Horizons mencatat bahwa otomatisasi proses operasional dapat mengurangi pengeluaran hingga 30%. Di Indonesia, eFishery adalah contoh sukses startup yang memanfaatkan IoT untuk meningkatkan efisiensi peternakan ikan, menghasilkan solusi hemat biaya yang relevan dengan kebutuhan pasar.

d. Fleksibilitas dalam Model Bisnis

Startup harus mampu pivot saat diperlukan. Sebagai contoh, Airbnb, yang awalnya bergantung pada penyewaan tempat tinggal, dengan cepat memperkenalkan online experiences selama pandemi. Fleksibilitas ini memungkinkan mereka tetap relevan meski sektor perjalanan lumpuh total.

Kunci Adaptasi Melalui Kepemimpinan yang Visioner

Kepemimpinan visioner adalah fondasi resiliensi. Satya Nadella, CEO Microsoft, menjadi contoh sempurna. Di bawah kepemimpinannya, Microsoft berhasil bertransformasi dari perusahaan berbasis perangkat lunak menjadi raksasa cloud computing.

Journal of Entrepreneurship mencatat bahwa pemimpin yang visioner memiliki tiga ciri utama, yaitu kemampuan membaca tren, keterbukaan pada inovasi, dan empati terhadap tim.

Di Indonesia, William Tanuwijaya dari Tokopedia adalah contoh pemimpin yang mampu menjaga startup-nya tetap relevan dengan menghadirkan berbagai fitur baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar lokal. Meskipun kini tidak terlibat aktif dalam bisnis yang didirikannya tersebut, eksistensi Tokopedia masih tetap terjaga.

Resiliensi startup juga bergantung pada ekosistem pendukung. Negara seperti Singapura memberikan insentif pajak dan pendanaan bagi startup tahap awal. Sebaliknya, di Indonesia, startup sering menghadapi tantangan birokrasi dan kurangnya akses pendanaan.

Pemerintah Indonesia sebenarnya telah mengupayakan beberapa kebijakan seperti program Startup Studio dan pengurangan tarif pajak UMKM. Namun, pelaksanaannya masih perlu dioptimalkan agar benar-benar mendukung startup di masa krisis.

Jalan Menuju Resiliensi Startup Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun