Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Industri 5.0 adalah Revolusi, Bukan Evolusi: Siapkah Kita?

3 Desember 2024   05:38 Diperbarui: 3 Desember 2024   06:25 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manusia dan robot bekerja bersama untuk menciptakan inovasi berkelanjutan di era Industri 5.0 | Ilustrasi gambar: freepik.com / Lifestylememory

Industri 5.0 bukan sekadar kelanjutan, melainkan transformasi besar. Menurut Technovation dalam artikelnya, Sustainable Innovation in Industry 5.0 peran manusia dalam proses industri tidak lagi sekadar sebagai operator atau pemantau, tetapi juga sebagai mitra kolaboratif teknologi.

Contohnya, cobot atau collaborative robots yang bekerja bersama manusia di pabrik untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan.

Namun, tidak semua orang menyambut era ini dengan riang gembira. Ada kekhawatiran bahwa model bisnis akan menjadi terlalu kompleks untuk dijangkau oleh perusahaan kecil.

Dalam Journal of Business Strategy, konsep human centric business models disebutkan sebagai kunci agar industri ini tetap inklusif. Dengan menempatkan manusia di pusat strategi, Industri 5.0 menggarisbawahi pentingnya keseimbangan antara inovasi dan empati.

Untuk memahami dampaknya, mari kita lihat ilustrasi sederhana. Yakni sebuah toko daring yang menggunakan AI untuk menganalisis kebiasaan belanja pelanggannya.

Di Industri 4.0, sistem akan memberikan rekomendasi produk berdasarkan data. Namun, di Industri 5.0, AI bekerja lebih personal dengan membantu pelanggan menemukan produk yang sesuai dengan nilai mereka, misalnya produk ramah lingkungan atau buatan lokal.

Apakah Kita Siap?

Pertanyaan terbesarnya adalah apakah kita siap untuk menghadapi era Industri 5.0?

Jawabannya sangat bergantung pada bagaimana kita merespons tantangan ini. Pendidikan dan pelatihan ulang menjadi kunci untuk memastikan tidak ada yang tertinggal. Pemerintah, institusi pendidikan, dan perusahaan harus bekerja sama menciptakan ekosistem yang mendukung adaptasi.

Andrew Ng, seorang pakar kecerdasan buatan, merangkum tantangan ini:
"Technology is not magic; it amplifies whatever you bring to the table."
(Teknologi bukan sihir; ia hanya memperbesar apa yang sudah Anda miliki.)

Maka, jika kita membawa nilai-nilai kemanusiaan, inovasi, dan keberlanjutan ke Industri 5.0, hasilnya adalah dunia yang lebih baik. Namun, jika kita hanya memikirkan efisiensi dan profit, maka kita hanya akan mengulangi kesalahan di masa lalu.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun