Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Industri 5.0 adalah Revolusi, Bukan Evolusi: Siapkah Kita?

3 Desember 2024   05:38 Diperbarui: 4 Desember 2024   10:50 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manusia dan robot bekerja bersama untuk menciptakan inovasi berkelanjutan di era Industri 5.0 | Ilustrasi gambar: Freepik/ Lifestylememory

Kemudian, dunia mulai mengenal komputer dan otomasi. Industri 3.0 adalah permulaan dari digitalisasi besar-besaran. Segala sesuatu yang analog berubah menjadi digital. Namun, revolusi tidak berhenti di situ saja. Pada tahun 2010-an, Industri 4.0 memperkenalkan kita pada konsep seperti IoT, kecerdasan buatan, dan otomatisasi canggih.

Tapi ada satu masalah besar di sini, yaitu di manakah peran manusia di tengah gemuruh teknologi ini?

Industri 5.0 menjawab keresahan tersebut. Menurut artikel From Industry 4.0 to Industry 5.0 di International Journal of Production Research, era ini menekankan kolaborasi antara manusia dan mesin. Teknologi dirancang bukan hanya untuk efisiensi, tetapi juga untuk keberlanjutan dan kesejahteraan manusia.

Mengapa Industri 5.0 Berbeda?

Industri 5.0 bukan sekadar kelanjutan, melainkan transformasi besar. Menurut Technovation dalam artikelnya, Sustainable Innovation in Industry 5.0 peran manusia dalam proses industri tidak lagi sekadar sebagai operator atau pemantau, tetapi juga sebagai mitra kolaboratif teknologi.

Contohnya, cobot atau collaborative robots yang bekerja bersama manusia di pabrik untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan.

Namun, tidak semua orang menyambut era ini dengan riang gembira. Ada kekhawatiran bahwa model bisnis akan menjadi terlalu kompleks untuk dijangkau oleh perusahaan kecil.

Dalam Journal of Business Strategy, konsep human centric business models disebutkan sebagai kunci agar industri ini tetap inklusif. Dengan menempatkan manusia di pusat strategi, Industri 5.0 menggarisbawahi pentingnya keseimbangan antara inovasi dan empati.

Untuk memahami dampaknya, mari kita lihat ilustrasi sederhana. Yakni sebuah toko daring yang menggunakan AI untuk menganalisis kebiasaan belanja pelanggannya.

Di Industri 4.0, sistem akan memberikan rekomendasi produk berdasarkan data. Namun, di Industri 5.0, AI bekerja lebih personal dengan membantu pelanggan menemukan produk yang sesuai dengan nilai mereka, misalnya produk ramah lingkungan atau buatan lokal.

Apakah Kita Siap?

Pertanyaan terbesarnya adalah apakah kita siap untuk menghadapi era Industri 5.0?

Jawabannya sangat bergantung pada bagaimana kita merespons tantangan ini. Pendidikan dan pelatihan ulang menjadi kunci untuk memastikan tidak ada yang tertinggal. Pemerintah, institusi pendidikan, dan perusahaan harus bekerja sama menciptakan ekosistem yang mendukung adaptasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun