Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mata Pelajaran Coding di Sekolah, Bekal Masa Depan atau Mubazir?

22 November 2024   08:47 Diperbarui: 22 November 2024   09:06 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perdebatan seputar pentingnya coding sebagai mata pelajaran wajib di sekolah terus memanas, terutama dengan kemajuan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI). Di satu sisi, coding digadang-gadang sebagai keterampilan esensial untuk masa depan. Namun, seiring dengan munculnya AI yang semakin cerdas, banyak yang mempertanyakan apakah fokus pada coding masih relevan.

Apakah coding benar-benar bekal masa depan, atau hanya sekadar tren yang akan menjadi mubazir?

"Technology will never replace great teachers, but technology in the hands of great teachers can be transformational."
-- George Couros

Lebih dari Sekadar Kode

Pentingnya coding tidak hanya terletak pada kemampuan teknisnya, tetapi juga pada pemupukan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan pemecahan masalah.

Dalam buku The Importance of Computational Thinking and Coding in Early Education karya Marina Bers (2021), coding dipandang sebagai pondasi untuk mengasah cara berpikir yang sistematis dan adaptif, keterampilan yang sangat dibutuhkan di berbagai bidang.

Namun, perlu diakui bahwa belajar coding tidak berarti siswa harus menjadi programmer. Coding adalah alat untuk melatih logika dan kreativitas. Sama seperti belajar matematika yang tidak otomatis menjadikan seseorang seorang matematikawan, belajar coding membuka cakrawala berpikir untuk memecahkan masalah kompleks.

Kemajuan AI seperti ChatGPT dan GitHub Copilot mampu menghasilkan kode dalam hitungan detik. Hal ini memunculkan pertanyaan besar: Apakah manusia masih perlu belajar coding jika AI dapat melakukannya?

Penelitian dari Brookings Institution (2023) menunjukkan bahwa pengajaran coding di sekolah lebih dari sekadar membuat siswa bisa memprogram. Ini adalah tentang memberdayakan mereka, terutama kelompok yang kurang terwakili, untuk memahami teknologi dan mengambil peran aktif dalam ekosistem digital.

Dengan pemahaman coding, siswa tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga pencipta.

Namun, AI harus dipandang sebagai pelengkap, bukan pengganti. Manusia dengan pemahaman coding yang baik akan mampu mengarahkan, mengoreksi, dan memanfaatkan AI secara lebih optimal.

Coding dan Relevansi Masa Depan

Studi dari Computer Science Teachers Association (2022) menggarisbawahi bahwa coding mengajarkan cara berpikir yang logis dan sistematis, sebuah keterampilan yang relevan bahkan di luar bidang teknologi.

Di dunia kerja, pemimpin dengan pemahaman coding dapat membuat keputusan yang lebih rasional dalam konteks teknologi.

Namun, kurikulum coding perlu dirancang dengan hati-hati. Fokusnya tidak hanya pada penguasaan teknis, tetapi juga bagaimana mengintegrasikan coding dengan disiplin ilmu lain, seperti seni dan sains, untuk menghasilkan solusi kreatif menghadapi tantangan global.

Maka, coding di sekolah bukan sekadar tren atau keharusan tanpa alasan. Ketika dipelajari dengan cara yang benar, coding bisa menjadi bekal yang memberdayakan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan, bahkan dalam dunia yang dikuasai AI. Melalui pendidikan yang seimbang, coding akan selalu memiliki tempat di era digital.

Jadi, tidak ada salahnya untuk memasukkan mata pelajaran ini ke dalam kurikulum sekolah mulai dari tingkat dasar sampai tingkat atas.

Maturnuwun,

Growthmedia

NB : Temukan artikel cerdas lainnya di www.agilseptiyanhabib.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun