Kemunculan influencer berbasis AI sedang memicu diskusi panas di kalangan pengguna media sosial. Fenomena ini mengajak kita untuk meninjau ulang peran content creator manusia di tengah arus teknologi yang semakin canggih. Ketika influencer AI seperti Lil Miquela atau Imma menunjukkan keberhasilan meraih jutaan pengikut dan dukungan brand global, pertanyaannya kini, apakah kehadiran mereka akan menggantikan influencer manusia?
Dalam situasi ini, ancaman terhadap masa depan content creator telah menjadi nyata, sehingga mengundang kekhawatiran bagi mereka yang menggantungkan hidup pada profesi ini.
Studi oleh Franke, Groeppel-Klein, & Mller (2023) mengungkapkan bahwa meskipun influencer virtual efektif dalam kampanye pemasaran, beberapa audiens menganggap mereka tidak wajar, bahkan menipu. Kesenjangan persepsi ini menunjukkan adanya tantangan bagi influencer AI untuk dapat menyentuh sisi emosional manusia yang sering diandalkan oleh brand untuk menjangkau konsumen.
Daya Tarik dan Keunikan Influencer AI di Mata Audiens
Di era media sosial yang sangat kompetitif, konten segar dan unik menjadi kunci untuk menarik perhatian audiens. Influencer AI memanfaatkan teknologi dan visual yang menarik untuk menembus batasan kreativitas.
Menurut Haikel-Elsabeh (2023), faktor utama yang membuat influencer AI relevan adalah kemiripan manusiawi dan keterikatan emosional yang muncul saat mereka berinteraksi dengan pengguna. Namun, keterikatan ini tidak selalu tercapai. Meskipun algoritma dapat mendekati preferensi audiens, hubungan emosional manusia sulit dihadirkan dalam bentuk AI.
Salah satu aspek penting dari seorang influencer adalah kredibilitas. Studi oleh Byun & Ahn (2023) menyoroti bahwa kredibilitas influencer AI sering kali diragukan karena sifat mereka yang "tidak nyata." Di sisi lain, brand melihat mereka sebagai sumber komunikasi yang efektif karena dapat dikendalikan dan dirancang sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Namun, ketika audiens meragukan keaslian mereka, efektivitas pesan juga dipertaruhkan.
Akankah Content Creator Manusia Tergantikan?
Dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan, perkembangan teknologi AI diprediksi semakin maju, memungkinkan influencer AI mengadopsi lebih banyak karakteristik manusia. Meski demikian, ada elemen manusia yang tak tergantikan oleh AI, seperti spontanitas, humor, dan keaslian yang hanya bisa datang dari pengalaman nyata.
Saat influencer AI terus meraih perhatian, tantangan nyata bagi content creator manusia adalah menemukan cara untuk membedakan diri dan membangun otentisitas yang lebih kuat, sesuatu yang belum dapat dicapai oleh AI sepenuhnya.
Meskipun AI memberikan dampak besar dalam dunia influencer, potensi dan daya tarik dari keaslian content creator manusia mungkin masih memiliki tempat yang kuat di hati audiens. Dalam menghadapi perubahan ini, strategi adaptasi dan inovasi adalah kunci.
So, kuncinya bagi para content creator untuk tetap bisa eksis dan tidak tersingkir oleh AI adalah dengan tetap menonjolkan originalitasnya. Menjadi diri sendiri apa adanya.
Maturnuwun,
Growthmedia
NB : Temukan artikel cerdas lainnya di www.agilseptiyanhabib.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H