Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bahaya "Sleep Procrastination", Mengapa Menunda Tidur Bisa Memicu Penyakit Kronis?

1 November 2024   15:19 Diperbarui: 1 November 2024   15:43 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menunda tidur meski tubuh sudah lelah bisa berdampak pada kesehatan fisik dan mental. | Ilustrasi gambar: freepik.com/ freepik

Di dunia yang serba cepat ini, tidur menjadi salah satu aktivitas yang kerap terabaikan. Terjebak dalam lingkaran sosial media, pekerjaan yang belum usai, atau sekadar keasyikan menonton serial favorit, sehingga banyak orang yang memilih untuk menunda waktu tidur mereka meskipun tubuh sudah lelah. Fenomena ini dikenal sebagai "sleep procrastination" atau menunda waktu tidur meski tanpa alasan jelas. Mungkin kamu adalah salah satunya?

Menurut studi Kroese dkk. (2014) dan Vlemincx dkk. (2020), sleep procrastination bukan sekadar kebiasaan buruk, melainkan ancaman serius bagi kesehatan. Kebiasaan ini bisa mengganggu siklus tidur, meningkatkan kadar stres, dan melemahkan daya tahan tubuh. Bahkan, jika terus dilakukan, dampaknya bisa mengakibatkan penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, hingga gangguan jantung.

 

Fenomena "Sleep Procrastination" di Era Digital

Sleep procrastination semakin meningkat di era digital. Notifikasi sosial media, video yang bisa diakses kapan saja, dan banyaknya hiburan digital menjadi salah satu penyebab utama. Bahkan, orang cenderung merasa 'tidak puas' jika tidur lebih awal, seolah kehilangan waktu untuk me time.

Namun, menunda tidur secara berkala akan berdampak langsung pada kualitas hidup dan produktivitas.

Tidur yang teratur sangat penting untuk fungsi tubuh. Saat waktu tidur terus ditunda, tubuh tidak mendapatkan pemulihan yang optimal. Akibatnya, daya tahan tubuh pun melemah, hormon menjadi tidak seimbang, dan sistem pencernaan terganggu. Bahkan, sleep procrastination bisa menjadi pemicu penyakit kronis, seperti diabetes tipe 2 dan hipertensi.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Vlemincx dkk. (2020), terungkap bahwa sleep procrastination erat kaitannya dengan tingkat stres tinggi dan menurunnya kesehatan mental. Studi Kroese dkk. (2014) juga menyoroti dampak procrastination ini pada sistem imun yang melemah. Bukti ilmiah ini menjadi peringatan kuat bagi kita semua untuk menghentikan kebiasaan menunda tidur.

Untuk mencegah dan mengatasi kondisi dini harus dimulai dari menyadari dampak buruk dari sleep procrastination. Menciptakan rutinitas tidur yang konsisten, menghindari gawai sebelum tidur, dan menggunakan waktu dengan bijak menjadi beberapa cara untuk mengatasi kebiasaan ini. Penting sekali memprioritaskan tidur sebagai investasi kesehatan jangka panjang kita.

Jadi, mulailah melawan kebiasaan menunda tidur demi kesehatanmu. Tidur yang cukup bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan yang harus diutamakan untuk hidup sehat.

 "Sleep is the best meditation." -- Dalai Lama

(Tidur adalah meditasi terbaik.)

Maturnuwun,

Growthmedia

NB : Temukan artikel cerdas lainnya di www.agilseptiyanhabib.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun