Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

"Workation" serta Dampaknya pada Kreativitas dan Kesejahteraan Karyawan di Era Pasca Pandemi

27 Oktober 2024   22:02 Diperbarui: 29 Oktober 2024   11:56 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karyawan mendapatkan ide kreatif saat bekerja di suasana yang baru | Ilustrasi gambar: freepik.com/ freepik

Pandemi telah mengubah cara kita bekerja, bukan hanya dari sisi waktu tetapi juga lokasi. Istilah workation yang berarti bekerja sambil berlibur kini menjadi tren baru dalam dunia kerja pasca pandemi. 

Fenomena ini tidak hanya menawarkan angin segar bagi para pekerja yang terkurung dalam rutinitas monoton, tetapi juga dianggap mampu meningkatkan kreativitas serta kesejahteraan psikologis karyawan.

Sebuah studi dari Journal of Business and Psychology (2022) mengungkapkan bahwa kebijakan fleksibilitas kerja, termasuk workation, dapat mendorong kondisi mental yang lebih sehat dan meningkatkan daya inovasi. Ketika pikiran kita diperkaya oleh lingkungan baru, ide-ide segar pun lebih mudah muncul.

Tapi apakah workation benar-benar seefektif yang diklaim? Atau hanya sekadar tren pasca pandemi yang akan berlalu begitu saja? Seperti yang kita tahu, bekerja di lingkungan berbeda memang memberikan efek psikologis yang berbeda pula, baik pada karyawan maupun perusahaan. 

Lebih dari Sekadar Liburan

Workation memadukan dua elemen, yakni bekerja dan liburan. Konsep ini tampak sederhana, namun dampaknya pada kesejahteraan mental karyawan bisa begitu dalam. Dengan adanya kesempatan untuk menghirup udara segar di luar rutinitas kantor, karyawan yang sebelumnya jenuh dengan tugas berulang bisa mengalami pembaruan energi.

Salah satu kutipan yang menarik dari Helen Keller, seorang penulis Amerika, sangat cocok dengan esensi ini, "Life is either a daring adventure or nothing at all." (Hidup adalah petualangan yang penuh keberanian atau sama sekali bukan apa-apa).

Menurut riset terkini, keberhasilan workation sangat bergantung pada kebijakan perusahaan yang mendukung fleksibilitas ini. Alih-alih mendesak karyawan untuk tetap berada di kantor, memberikan kesempatan workation dapat menghidupkan kembali kreativitas mereka. Ketika karyawan merasa lebih santai dan tidak terikat pada empat dinding kantor, kondisi psikologis mereka lebih mudah terbebas dari tekanan. 

Karyawan bekerja di alam terbuka sembari terhubung dengan perangkat digital | Ilustrasi gambar: freepik.com/ freepik
Karyawan bekerja di alam terbuka sembari terhubung dengan perangkat digital | Ilustrasi gambar: freepik.com/ freepik

Mengurangi Burnout dan Meningkatkan Kebahagiaan

Burnout atau kelelahan mental telah menjadi isu serius, terutama setelah pandemi. Tingkat burnout karyawan terus meningkat karena tekanan dan tuntutan pekerjaan yang terus menerus. 

Dengan opsi workation, karyawan dapat mendapatkan waktu jeda di tengah pekerjaan tanpa harus benar-benar meninggalkan tanggung jawab. Hal ini terbukti mengurangi stres berlebih, meningkatkan kebahagiaan, dan mendorong produktivitas.

Sebuah studi lain menunjukkan bahwa kelelahan mental bisa berkurang hingga 30% pada karyawan yang menjalani workation dibandingkan yang tidak. Suasana baru, terutama tempat yang lebih dekat dengan alam, terbukti memiliki efek restoratif bagi kesehatan mental dan juga positif dalam memantik kreativitas.

Kreativitas merupakan elemen yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja saat ini. Lingkungan yang sama setiap hari seringkali membuat pikiran kita terjebak dalam rutinitas dan sulit untuk berpikir inovatif. 

Fleksibilitas lokasi kerja yang ditawarkan oleh workation memberikan ruang bagi pikiran untuk bernapas. Ini selaras dengan hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa kreativitas karyawan bisa meningkat lebih dari 20% setelah menjalani workation.

Lingkungan baru yang memberikan inspirasi, baik itu laut yang tenang atau pegunungan yang hijau, secara tidak langsung dapat memicu otak untuk memproduksi ide-ide segar yang sebelumnya sulit diakses dalam rutinitas kantor. 

Karyawan mendapatkan ide kreatif saat bekerja di suasana yang baru | Ilustrasi gambar: freepik.com/ freepik
Karyawan mendapatkan ide kreatif saat bekerja di suasana yang baru | Ilustrasi gambar: freepik.com/ freepik

Tantangan dan Keberlanjutan Konsep Workation

Meskipun workation tampak menjanjikan, tentu ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan. Tidak semua pekerjaan atau perusahaan bisa dengan mudah menerapkan konsep ini. Selain itu, masih ada anggapan bahwa workation bisa mengurangi fokus dan produktivitas jika tidak dikelola dengan baik. 

Perusahaan perlu menetapkan batasan dan pedoman yang jelas untuk memastikan bahwa workation benar-benar memberikan manfaat bagi karyawan tanpa mengurangi kualitas kerja.

Workation bukan hanya sekadar bekerja di tempat yang berbeda. Tren ini membawa pemahaman baru tentang keseimbangan kerja dan kehidupan yang lebih fleksibel. Bagi mereka yang mengalami kelelahan, workation memberikan kesempatan untuk memulihkan energi dan menyalakan kembali kreativitas yang selama ini terkubur oleh tekanan pekerjaan.

Di era pasca pandemi, workation bisa menjadi langkah positif bagi perusahaan yang ingin menciptakan suasana kerja yang lebih humanis. Mengingat potensi manfaatnya, perusahaan dapat menjadikan workation sebagai salah satu strategi untuk mempertahankan produktivitas, kesejahteraan, dan kebahagiaan karyawan.

Maturnuwun,

Growthmedia

NB : Temukan artikel cerdas lainnya di www.agilseptiyanhabib.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun